Seorang mantan pejabat tinggi Mossad, badan mata-mata Israel, dan peneliti senior di lembaga pemikir Institute for National Security Studies di Tel Aviv mengatakan gelombang serangan bom di Lebanon merupakan operasi yang "berhasil".
"Pada akhirnya, ini adalah kombinasi dari tiga elemen yang bekerja dengan sempurna, yaitu intelijen pada satu sisi, teknologi pada sisi lain, dan kemampuan operasional. Kombinasi ketiganya membuat serangan ini, operasi ini berhasil," kata Sima Shine. Ia berbicara dari Tel Aviv melalui telepon video kepada stasiun TV Inggris, Sky News.
Dua gelombang serangan bom menghantam Suriah dan Lebanon: serangan Israel yang tampaknya menarget pager yang digunakan Hizbullah. Sedikitnya 12 orang tewas dan hampir 3.000 orang terluka dalam serangan Selasa (17/9). Sedangkan ledakan walkie-talkie dan perangkat elektronik lain pada Rabu di seluruh Lebanon, menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 600 orang lainnya.
Seorang pejabat Amerika, yang berbicara tanpa mau menyebut nama, mengatakan Israel memberitahu AS tentang operasi itu, di mana sejumlah kecil bahan peledak yang disembunyikan di dalam pager, diledakkan.
Pemerintah Lebanon dan Hizbullah yang didukung Iran juga menyalahkan Israel atas ledakan mematikan itu. Militer Israel, yang memiliki sejarah panjang melakukan operasi canggih di belakang garis musuh, menolak berkomentar.
"Kami mungkin berpikir bahwa dengan melakukan sesuatu yang dramatis akan membuat Hizbullah mengkaji ulang kebijakannya menyerang Israel selama setahun. Itu tidak terjadi. Mereka mengatakan akan terus melakukannya selama Hamas terus melakukannya," kata Shine. [ka/ab]
Forum