Mantan anggota parlemen yang beroposisi dan telah sejak lama menjadi pengecam keras cara pemerintah menangani demarkasi perbatasan dengan Vietnam, telah diampuni oleh raja.
Um Sam An, anggota kelompok oposisi yang kini sudah dibubarkan pemerintah “Partai Penyelamat Nasional Kamboja” CNRP, divonis dua setengah tahun penjara pada Oktober 2016 lalu karena memberikan pernyataan tentang topik yang secara politik sensitif itu, dan menyiratkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen gagal mengatasi perambahan wilayah oleh Vietnam, yang secara tradisional merupakan musuh Kamboja.
Dalam surat hari Sabtu (25/8), Raja Norodom Sihamoni mengatakan Um Sam An telah diberi jaminan amnesti dari masa tahanannya. Amnesti itu diberikan atas permintaan Hun Sen.
Um Sam An adalah tahanan politik terbaru yang dibebaskan dari penjara pekan lalu.
Sebelumnya pada hari Selasa (21/8), dua wartawan Kamboja yang sebelumnya bekerja untuk Radio Free Asia – yang didanai pemerintah Amerika – dan kemudian didakwa melakukan aksi mata-mata, juga telah dibebaskan dengan jaminan. Sehari sebelumnya empat perempuan yang dipenjara karena ikut serta dalam gerakan hak-hak tanah Kamboja juga dibebaskan berdasarkan ampunan kerajaan yang diminta Hun Sen.
Hun Sen mengambil tindakan keras terhadap para pengecam dan oposisi tahun lalu dalam apa yang dinilai sebagai upaya guna memastikan kemenangan partainya dalam pemilu tahun ini. Partai Hun Sen telah memenangkan pemilu bulan lalu, meskipun pemilu itu dinilai masyarakat luas kurang kredibel.[em]