Dalam penampilan pertamanya dihadapan sebuah komisi Mahkamah Agung Pakistan hari Senin (9/1), Husain Haqqani mengatakan ia tidak berperan dalam “membuat, merancang dan atau mengirim” surat itu kepada Laksamana AS, Mike Mullen, sebagai pejabat militer tertinggi Amerika saat itu.
Sidang dengar pendapat itu dilakukan dengan keamanan ketat. Pengacara Haqqani mengatakan kekhawatiran tentang keamanan mungkin akan membuat mantan diplomat itu tidak akan hadir lagi.
Keberadaan dokumen itu muncul bulan Oktober ketika pengusaha Amerika keturunan Pakistan Mansoor Ijaz menuduh Haqqani dalam harian Inggris, The Financial Times. Ijaz menuduh Dubes Haqqani menulis surat yang dikirim bulan Mei itu.
Pejabat-pejabat militer Amerika mengkonfirmasi bahwa Laksamana Mullen menerima surat itu, tetapi tidak menganggap memo itu bisa dipercaya.
Komisi MA itu juga memerintahkan Ijaz hadir dalam sidang dengar pendapat berikutnya tanggal 16 Januari. Pengacaranya mengatakan Ijaz telah menerima ancaman pembunuhan lewat e-mail dan bahwa militer telah diperintahkan untuk mengamankannya ketika ia tiba di Pakistan.