Mantan Jenderal Kongo yang beralih menjadi pemimpin pemberontak, Bosco Ntaganda, tampil pertama kalinya di hadapan Mahkamah Kejahatan Internasional, ICC, hari Selasa (26/3), lebih dari tujuh tahun setelah mahkamah mengeluarkan surat penangkapannya.
Bosco Ntaganda mengatakan bahwa ia tidak bersalah terkait semua tuduhan atas dirinya.
Tim penuntut ICC mengatakan Ntaganda bertanggung jawab secara pidana karena penggunaan tentara anak-anak dan berbagai tindakan pembunuhan, perkosaan dan perbudakan seks ketika ia menjadi seorang pemimpin milisi di bagian timur Republik Demokratik Kongo.
Ia menghadapi tujuh tuduhan kejahatan perang dan tiga tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dalam sidang hari Selasa, Ntaganda mengatakan ia hendak menyatakan dirinya tidak bersalah, namun Hakim ICC mengatakan bahwa sidang hari ini bukan sidang untuk melakukan pengakuan.
Ntaganda menyerahkan diri ke kedutaan besar Amerika di Rwanda minggu lalu dan meminta agar diserahkan ke pengawasan ICC di Den Haag.
Hakim menetapkan tanggal 23 September untuk mengkonfirmasi berbagai tuduhan dan menilai kekuatan tuduhan penuntut terhadap Ntaganda.
Bosco Ntaganda mengatakan bahwa ia tidak bersalah terkait semua tuduhan atas dirinya.
Tim penuntut ICC mengatakan Ntaganda bertanggung jawab secara pidana karena penggunaan tentara anak-anak dan berbagai tindakan pembunuhan, perkosaan dan perbudakan seks ketika ia menjadi seorang pemimpin milisi di bagian timur Republik Demokratik Kongo.
Ia menghadapi tujuh tuduhan kejahatan perang dan tiga tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dalam sidang hari Selasa, Ntaganda mengatakan ia hendak menyatakan dirinya tidak bersalah, namun Hakim ICC mengatakan bahwa sidang hari ini bukan sidang untuk melakukan pengakuan.
Ntaganda menyerahkan diri ke kedutaan besar Amerika di Rwanda minggu lalu dan meminta agar diserahkan ke pengawasan ICC di Den Haag.
Hakim menetapkan tanggal 23 September untuk mengkonfirmasi berbagai tuduhan dan menilai kekuatan tuduhan penuntut terhadap Ntaganda.