Mantan kepala strategi Gedung Putih, Steve Bannon menolak menjawab pertanyaan para anggota DPR yang menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilu presiden tahun 2016.
Bannon menghabiskan waktu berjam-jam di hadapan Komite Intelijen DPR, salah satu dari beberapa badan yang melakukan penyelidikan terkait keterlibatan Rusia.
Anggota DPR Adam Schiff dari California mengatakan, "Ini adalah perintah efektif untuk bungkam oleh Gedung Putih untuk mencegah saksi ini menjawab hampir semua pertanyaan mengenai masa kerjanya pada masa transisi atau dalam pemerintahan, bahkan banyak pertanyaan lagi setelah ia meninggalkan pemerintahan. Sikap Bannon ialah ia bersedia menjawab pertanyaan, tapi ia mendapat instruksi dari Gedung Putih untuk tidak menjawabnya.”
Juru bicara Gedung Putih berusaha untuk mengelak dari klaim anggota DPR itu dan mengatakan, "Tidak ada yang mendorong Bannon selain transparan."
Schiff mengatakan ia berharap Bannon akan hadir lagi di hadapan komite itu.
Sementara itu, harian The New York Times melaporkan bahwa penyelidik khusus Robert Mueller minggu lalu mengeluarkan perintah paksa terhadap Bannon untuk bersaksi di hadapan dewan juri yang menyelidiki kontak kampanye Trump dengan Rusia.
Bannon terus menegaskan dukungannya terhadap Trump, tapi tampaknya ia sudah tidak disenangi setelah dalam sebuah buku yang baru dirilis ia dikutip mengatakan putra sulung Trump, Donald Trump Jr. dan yang lainnya di kubu Trump bersikap "khianat" dan "tidak patriotik".
Donald Trump Jr bertemu dengan seorang pengacara Rusia di tengah-tengah kampanye itu untuk mendapatkan bukti yang "memberatkan" terhadap calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton. [my/al]