Seorang bekas komandan al-Shabab yang berada di bawah tahanan rumah di Somalia mengatakan ia ditahan agar tidak bisa mencalonkan diri dalam pemilu.
Mukhtar Robow Ali, yang dijuluki Abu Mansour, merupakan wakil pemimpin al-Shabab dan diburu di AS. Ia pernah jadi buronan dengan uang imbalan lima juta dolar bagi siapapun yang bisa menemukannya.
Ia membangkang dari kelompok teroris itu setelah bentrok dengan mereka pada Agustus 2017. Pemerintah Somalia tadinya memuji pembangkangannya, tapi kemudian menangkapnya agar ia tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden kawasan Barat Daya pada 2018.
Berbicara dari Mogadishu, dimana ia berada di bawah tahanan rumah sejak 2018, Abu Mansour mengatakan kepada VOA bahwa penahanannya bermotif politik.
“Saya ditahan agar tidak mencalonkan diri," ujarnya. "Saya ditahan untuk membajak pemilu Barat Daya," tambahnya.
VOA menghubungi kantor presiden dan pemimpin negara bagian Barat Daya, tapi belum menerima jawaban. Pemerintah membela keputusannya untuk menyetop aspirasi politik Abu Mansour.
Kementerian keamanan dalam negeri mengatakan Abu Mansour tidak memenuhi persyaratan untuk mencalonkan diri. Pemerintah Somalia mengatakan Abu Mansour masih berada di bawah sanksi yang dijatuhkan oleh para anggota masyarakat internasional, karena pernah menjadi anggota al-Shabab. [vm/jm]