Mantan kuasa hukum Presiden Amerika Donald Trump, Michael Cohen, hari Rabu (27/2) mengatakan kepada panel penyidik Kongres bahwa Trump adalah sosok yang “rasis, penipu dan tukang bohong.”
Cohen, pada awal kesaksiannya, mengatakan kepada para anggota Kongres bahwa Trump tahu penasehat kampanyenya, Roger Stone, melakukan kontak dengan pendiri WikiLeaks Julian Assange tentang dirilisnya email-email Komite Nasional Partai Demokrat DNC yang telah diretas, untuk merugikan Hillary Clinton – lawannya dalam pemilu presiden 2016 – sebelum WikiLeaks merilis email-email itu kepada publik.
Cohen mengatakan Trump juga tahu dan mengarahkannya untuk berbohong kepada Kongres tentang perundingan yang dilakukan perusahaan Trump selama masa kampanye presiden tahun 2016 untuk membangun gedung pencakar langit di Moskow, meskipun Trump ketika itu mengatakan kepada rakyat Amerika bahwa ia tidak memiliki urusan bisnis di Rusia.
Cohen mengatakan Trump tidak pernah berharap untuk memenangkan pemilihan presiden itu. “Donald Trump adalah seseorang yang mencalonkan diri untuk jabatan yang menjadikannya hebat, bukan untuk menjadikan negara kita hebat,” ujarnya. Ditambahkannya, “ia tidak berhasrat atau berniat untuk memimpin negara ini, hanya untuk memasarkan dirinya sendiri dan mengumpulkan kekuasaan dan kekayaan. Kampanye baginya selalu berarti peluang pemasaran.”
Cohen, merujuk pengalamannya bekerja bagi Trump selama lebih dari sepuluh tahun, menyimpulkan, “Trump adalah seorang yang rasis, penipu dan tukang bohong.” (em)