Seorang mantan anggota Kongres dari partai Republik mengatakan ia akan menantang Presiden Amerika Donald Trump dalam pemilihan pendahuluan untuk menentukan kandidat calon presiden 2020. Joe Walsh, kandidat kedua yang menyatakan tantangan kepada Presiden Trump dari dalam partainya sendiri.
Joe Walsh, mantan legislator Illinois, dalam video kampanyenya sebagai kandidat calon presiden mengemukakan, “Nama saya Joe Walsh. Saya adalah mantan anggota Kongres dari partai Republik. Saya seorang konservatif. Saya mencalonkan diri karena Donald Trump tidak mewakili kita. Kenyataannya, ia adalah yang terburuk di antara kita.”
Pembawa acara bincang-bincang radio yang berhaluan konservatif Joe Walsh, yang pernah menjadi pendukung Donald Trump, kini menyatakan ia akan menantang Trump dalam upaya partai Republik memilih calon presiden tahun 2020.
Walsh menjelaskan, “Kita memiliki seseorang di Gedung Putih yang tidak pantas, sama sekali tidak cocok, uh, menjadi presiden. Dan mengejutkan sekali bagi saya karena tak seorang pun yang bertindak, tak ada seorang pun di dalam partai Republik yang mengambil tindakan, karena, saya beritahu Anda, George - semua orang meyakini, di dalam partai Republik, semua orang meyakini ia tidak layak.”
Walsh bukan anggota partai Republik pertama yang menantang Trump. Sebelumnya, mantan gubernur Massachusetts Bill Weld pada April lalu mengumumkan upayanya dalam pemilihan pendahuluan kandidat calon presiden dari partai tersebut.
Mantan gubernur South Carolina Mark Sanford juga membahas tentang penjajakan pencalonan dirinya dalam pemilihan presiden Amerika.
Sebagian komentator politik bersikap skeptis, seraya menunjukkan dukungan konsisten terhadap presiden di kalangan pemilih di dalam partainya.
Alice Stewart, pakar strategi partai Republik mengemukakan, “Anda memerlukan dukungan Partai Republik dan Trump memiliki itu. Dan bukan hanya itu, bukan hanya dari orang-orang di seluruh penjuru negeri, partai Republik juga ada di belakangnya. Dan ini berarti pimpinan Partai Republik di tingkat negara bagian, partai-partai di tingkat negara bagian. Dan pemilihan dalam penentuan kandidat calon presiden dijalankan oleh masing-masing negara bagian. Dan ketika para pemimpin di negara bagian mendukung Presiden 100 persen, sayangnya seseorang seperti Joe Walsh tidak akan mendapatkan dukungan apapun.”
Walsh, menjadi anggota Kongres Amerika untuk satu masa jabatan, adalah pengritik keras mantan Preisden Barack Obama. Tetapi hari Minggu yang lalu ia menyatakan penyesalannya atas beberapa pernyataan kontroversialnya pada masa lalu.
Walsh mengatakan, “Saya membantu menciptakan Trump. Tidak ada keraguan apapun tentang itu - politik pribadi yang buruk. Saya menyesali itu dan saya minta maaf untuk itu.”
Dengan banyaknya kandidat calon presiden di partai Demokrat, rakyat Amerika telah mulai mendapatkan kesan pertama mengenai para kandidat yang mengincar suara mereka.
Emily Harris, aktivis hak anak-anak, mengemukakan, “Menghadiri acara-acara ini, terutama di Iowa karena kami adalah yang pertama mengadakan pemilihan di negara ini, penting, karena di sanalah kita melihat siapa yang ingin Anda pilih, terutama dengan banyaknya kandidat seperti untuk persaingan dalam pemilu 2020.” [uh/ab]