Kepala Badan Intelijen Pertahanan Amerika atau DIA mendesak para analis agar berbicara sejujurnya apapun tekanan politik yang mereka hadapi.
Letnan Jendral Marinir Vincent Stewart mengungkapan permohonan ini Selasa (3/10) ketika berlangsung upacara serah terima di Markas DIA.
“Berbicara dengan kejujuran dan integritas meskipun kebenaran itu tidak menyenangkan. Itu bukan hal mudah tetapi penting,” katanya kepada para analis intelijen badan itu.
Komentar Stewart muncul ditengah ketegangan antara pemerintahan Donald Trump dan intelijen Amerika sehubungan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden pada 2016.
Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Januari, badan-badan intelijen Amerika menyimpulkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah melancarkan sebuah kampanye untuk memenangkan kandidat Trump.
Sebagai presiden, Trump berulang kali mempertanyakan kajian intelijen itu, katanya, tidak jelas apakah Rusia yang bertanggung jawab.
Tetapi Stewart yang menjabat di DIA sejak Januari 2015, tidak segan-segan menghadapi kontroversi.
Dia seorang yang selalu membela orgaisasi yang dipimpinnya, “DIA tidak pernah gagal dalam menjalankan misinya, kata Stewart kepada wartawan Agustus lalu. Stewart juga memanfaatkan masa jabatannya di DIA untuk mendorong inovasi dan merangkul kemajuan teknologi guna membantu para analis mengolah data dan informasi yang semakin banyak jumlahnya.
Stewart akan menjadi deputi panglima di US Cyber Command, sementara kepala DIA yang baru, Letnan Jenderal Robert Ashley, sebelumnya menjabat sebagai direktur intelijen di US Central Command dan Joint Special Operations Command. [jm]