Tautan-tautan Akses

Mantan Permaisuri Jepang Didiagnosis Kanker Payudara Stadium Awal


Permaisuri Jepang Michiko dan Kaisar Jepang Akihito, sebelum Akihito turun takhta, menyapa warga saat mengunjungi Taman Anak-anak di Yokohama, tak jauh dari Tokyo, 12 April 2019.
Permaisuri Jepang Michiko dan Kaisar Jepang Akihito, sebelum Akihito turun takhta, menyapa warga saat mengunjungi Taman Anak-anak di Yokohama, tak jauh dari Tokyo, 12 April 2019.

Mantan Permaisuri Jepang Michiko menderita kanker payudara dan akan menjalani operasi, kantor berita Associated Press melaporkan, mengutip keterangan dari pejabat Istana Kekaisaran, Jumat (9/8/2019).

Badan Rumah Tangga Kekaisaran menyatakan Michiko didiagnosis terkena kanker payudara tahap awal saat pemeriksaan kesehatan berkala bulan lalu.

Michiko Shoda, 84 tahun, menerima gelar permaisuri emeritus setelah suaminya, Kaisar Akihito, turun takhta pada 30 April. Keesokannya, putranya, Naruhito ditahbiskan untuk meneruskan Takhta Krisantemum, sebutan untuk singgasana kaisar negeri Sakura.

Juni lalu, dokter juga menemukan adanya masalah ringan pada jantung yang perlu dipantau, meski Michiko masih terus melaksanakan kunjungan pribadi. Michiko juga diketahui menjalani serangkaian operasi katarak pada akhir bulan Juni.

Menurut keterangan dokter, Michiko telah kehilangan berat badan dalam beberapa bulan terakhir yang diduga akibat kesibukannya mempersiapkan acara terkait turun takhta Akihito.

Michiko dijadwalkan akan mengunjungi Karuizawa di kawasan sentral Jepang akhir bulan ini, di mana dia dan Akihito dahulu bertemu untuk pertama kalinya dalam sebuah pertandingan tenis. Keduanya juga akan berkunjung ke resor permandian air panas Kusatsu sebagai salah satu bagian dari rencana libur tahunannya.

Michiko adalah permaisuri pertama yang berasal dari rakyat biasa sepanjang sejarah Jepang modern. Berawal dari kisah romansa di lapangan tenis, perempuan yang besar dalam didikan Katolik itu menikah dengan Akihito pada 10 April 1959.

Mereka mematahkan tradisi dan membawa banyak perubahan pada kekaisaran: memilih untuk membesarkan ketiga anaknya sendiri, lebih banyak berbicara di depan publik, dan memberikan santunan bagi korban perang di dalam dan di luar Jepang. Tak ayal, interaksi yang dibangun mereka pun memenangkan hati rakyat Jepang. [ga/ft]

XS
SM
MD
LG