Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Sudan Selatan mengatakan dia tidak berencana kembali ke Sudan Selatan setelah menyelesaikan pemeriksaan medis di Kenya.
Jenderal Paul Malong Awan mengatakan kepada VOA ada ancaman yang yang menyakinkan terhadap keselamatan dirinya di Sudan Selatan.
"Kenapa saya harus pergi ke Juba? Ketika dulu mereka memanggil saya pulang, mereka menempatkan saya dalam tahanan rumah. Haruskah saya pergi ke Juba untuk ditangkap?" tanya Awan.
Juba adalah Ibu Kota Sudan Selatan dan kota terbesar di negara itu.
Awan lama menjabat sebagai gubernur Bahr el el Ghazal sebelum diangkat menjadi kepala staf umum Tentara Pembebasan Rakyat Sudan oleh Presiden Salva Kiir Mayardit. Penunjukan Awan disusul oleh pengunduran diri sejumlah jenderal senior yang mengklaim bahwa Tentara Pembebasan Rakyat Sudan terlibat dalam pembersihan etnis dan kejahatan perang.
Awan dipecat Presiden Kiir pada Mei 2017 dan berusaha kembali ke kampung asalnya Aweil. Tapi konvoinya dicegat di Yirol.
Dia dibujuk oleh para tetua di Yirol agar kembali ke Juba untuk berbicara dengan Kiir, dan kemudian dikenakan tahanan rumah di sana.
Mantan panglima militer tersebut dibebaskan pada November 2017 untuk menjalani perawatan medis di Kenya, setelah salah seorang istrinya dan sejumlah pemimpin masyarakat memohon pembebasannya. [as/al]