Mantan PM Thailand Thaksin Masuk Penjara setelah Kembali dari Pengasingan

Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra pada Selasa (22/8) dibawa ke penjara tidak lama setelah tiba di Bangkok, mengakhiri pengasingan dirinya selama 15 tahun.

Thaksin disambut ratusan pendukungnya di Bandara Don Muang, Bangkok, sebelum dibawa polisi ke Mahkamah Agung, yang memerintahkannya untuk menjalani hukuman penjara delapan tahun berdasarkan vonis sebelumnya atas tuduhan korupsi.

Putrinya, Paetongtarn Shinawatra, memposting foto-foto di media sosial mengenai ayahnya yang berpose bersama dengan tiga anak dan tujuh cucunya setelah ia tiba, disertai dengan pesan bahwa ayahnya telah kembali “dan telah memasuki proses hukum.”

Kedatangan Thaksin dan pemenjaraannya terjadi beberapa jam sebelum parlemen melakukan pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru. Negara itu dalam kebuntuan politik setelah Partai Bergerak Maju yang progresif dan mitra-mitra koalisinya mencatat kemenangan dalam pemilihan legislatif pada Mei lalu. Namun pemimpin partai itu, Pita Limjaroenrat, gagal mendapatkan suara yang diperlukan untuk meraih jabatan tersebut karena tentangan kuat di Senat yang konservatif dan didukung militer.

Pheu Thai, partai terbaru yang muncul dari gerakan politik Thaksin, telah menominasikan taipan real estat Srettha Thavisin untuk jabatan itu. Pheu Thai meraih suara terbanyak kedua dalam pemilu Mei lalu, tetapi telah membentuk aliansi dengan militer dan para legislator yang prokerajaan, yang membuat berang banyak pendukung lamanya.

BACA JUGA:

Putri Thaksin Bawa Obor Shinawatra dalam Pemilu Thailand

Thaksin, taipan media berusia 74 tahun, pertama kali terpilih sebagai perdana menteri pada 2001 dan meraih pengikut setia di kalangan rakyat miskin di pedesaan berkat kebijakan-kebijakannya seperti layanan kesehatan universal dan pembayaran tunai untuk para petani. Namun, ia digulingkan dalam kudeta 2006 oleh militer yang bersekutu dengan para anggota elite prokerajaan Thailand yang menganggapnya sebagai ancaman bagi cengkeraman lama mereka dalam tatanan sosial.

Ia diadili dan divonis bersalah in absentia atas berbagai tuduhan yang ia sebut berlatar belakang politik. [uh/ab]