Mantan Presiden Iran, Mohammad Khatami dan mantan Perdana Menteri, Mir Hossein Mousavi bersama-sama menyerukan perubahan politik di negara tersebut di tengah berlangsungnya gelombang protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral Iran.
Menjelang peringatan 44 tahun Revolusi Islam 1979, Mousavi, yang merupakan salah satu tokoh oposisi utama di negara itu, menyerukan pada Sabtu (4/2) untuk melakukan "perubahan mendasar" pada sistem politik yang menurutnya sedang menghadapi krisis kekuasaan.
Pada hari Minggu (5/2), Khatami, pemimpin gerakan reformis, dalam sebuah pernyataan mengatakan, "yang terlihat saat ini adalah ketidakpuasan yang meluas."
Khatami mengatakan, ia berharap penggunaan "cara sipil tanpa disertai kekerasan" dapat "memaksa sistem pemerintahan untuk mengubah pendekatannya dan menerima perubahan (reformasi)."
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media lokal, Mousavi mengatakan, "Iran dan rakyat Iran membutuhkan dan siap untuk sebuah perubahan mendasar yang garis besarnya disusun oleh gerakan murni 'Perempuan, Kehidupan, Kebebasan'."
Ia mengacu pada slogan utama yang diteriakkan dalam demonstrasi yang dipicu oleh kematian Amini, seorang perempuan Kurdi Iran berusia 22 tahun pada 16 September lalu.
Amini ditangkap tiga hari sebelumnya oleh polisi moral di Teheran, karena diduga melanggar kode berpakaian bagi perempuan di negara republik Islam itu. [ps/jm]
Forum