Mantan Presiden Filipina Gloria Arroyo akan mencoba lagi berangkat dari negara itu untuk berobat ke luar negeri, sehari setelah pemerintah membangkang terhadap perintah pengadilan dan menghambat keberangkatan Arroyo.
Mantan presiden itu dengan mengenakan penopang leher dan duduk di kursi roda tiba di bandara Manila Selasa malam dengan ambulans. Tetapi, pihak berwenang menghalanginya terbang ke luar negeri. Pemerintahan Presiden Benigno Aquino khawatir Arroyo ingin meninggalkan negara itu untuk menghindarkan penyelidikan korupsi.
Jurubicara Arroyo Elena Bautista Horn membantah bahwa mantan presiden itu berencana untuk melarikan diri dan mencari suaka di luar negeri.
Mahkamah Agung hari Selasa mengeluarkan perintah sementara yang mencabut larangan bepergian pemerintah terhadap mantan pemimpin yang berusia 64 tahun itu supaya ia dapat berobat di luar negeri.
Tetapi, Menteri Kehakiman Leila de Lima mengatakan dia belum menerima salinan surat perintah itu dan menginstruksikan para pejabat imigrasi menghambat Arroyo dan keluarganya bepergian ke luar negeri.
Kuasa hukum Arroyo, Ferdinand Topacio, mengatakan mantan presiden itu dan keluarganya akan berusaha lagi hari Rabu untuk berangkat.
Kejaksaan Agung sedang menyelidiki nyonya Arroyo karena tuduhan kecurangan dalam pemilu tahun 2004 dan 2007. Dia dan suaminya juga sedang menghadapi penyelidikan korupsi dalam beberapa kontrak pemerintah.