Bekas anggota Komite Eksekutif Federasi Persatuan Sepakbola Internasional (FIFA) Ahongalu Fusimalohi asal Tonga telah memberi kesaksian di depan Mahkamah Tertinggi Olahraga.
Fusimalohi menggugat larangan dua tahun yang dijatuhkan padanya karena didakwa korupsi dalam proses lamaran pemilihan ketua FIFA. Ia maju ke Mahkamah untuk membatalkan hukuman FIFA yang berlaku sampai bulan Oktober 2012 tersebut.
Fusimalohi tertangkap lewat berita sebuah suratkabar Inggris sewaktu berlangsung lamaran untuk menjadi tuan-rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Fusimalohi bersama beberapa pengurus lain FIFA kabarnya memberitahu penyelidik yang menyamar sebagai wartawan suratkabar The Sunday Times bagaimana menyuap bekas rekan sejawat mereka.
Hukuman bersifat larangan berkecimpung dalam dunia sepakbola yang dijatuhkan pada Fusimalohi mencopotnya dari jabatan sebagai sekretaris jenderal Persatuan Sepakbola Tonga dan keanggotaannya dalam Komite Eksekutif Konfederasi Sepakbola Ocenania.
Fusimalohi adalah yang terakhir dari tiga pengurus yang maju ke Mahkamah Tertinggi Olahraga. Ia menjadi anggota Komite Eksekutif FIFA dari 2002 sampai 2006 dan ambil bagian dalam memilih Afrika Selatan sebagai penyelenggara Piala Dunia 2010. Sekarang ia penasehat Perdana Menteri Tonga, Lord Tu’ivakano.
