Mantan wakil presiden Mike Pence pada Sabtu (29/10) membatalkan rencana untuk ikut bursa pencalonan presiden dari Partai Republik. Mundurnya Pence tersebut mengakhiri masa kampanyenya untuk menjadi orang nomor satu di Gedung Putih setelah kesulitan mengumpulkan dana dan mendapatkan dukungan dalam jajak pendapat.
“Ini menjadi jelas bagi saya: Ini bukan waktu saya,” kata Pence pada pertemuan tahunan Koalisi Yahudi Partai Republik di Las Vegas. “Jadi, setelah banyak berdoa dan mempertimbangkan, saya memutuskan untuk menghentikan kampanye saya untuk menjadi presiden mulai hari ini.”
“Kami selalu tahu ini akan menjadi perjuangan yang berat, tapi saya tidak menyesal,” lanjut Pence kepada para hadirin.
Didominasi Trump
Pence adalah kandidat utama pertama yang meninggalkan pencapresan yang didominasi oleh mantan bosnya yang kemudian menjadi saingannya, Donald Trump. Perjuangannya menunjukkan betapa Trump telah mengubah partai tersebut. Seorang mantan wakil presiden biasanya dipandang sebagai penantang tangguh dalam setiap pemilihan pendahuluan, tetapi Pence kesulitan mendapatkan basis dukungan.
Pence tidak langsung mendukung salah satu pesaingnya tetapi terus mengulangi bahasa yang dia gunakan untuk mengkritik Trump.
“"Saya mendesak semua rekan-rekan Partai Republik di sini, berikanlah negara kita seorang pengusung standar Partai Republik yang, seperti yang dikatakan Lincoln, akan mengupayakan kepada sisi terbaik dalam batin kita, dan tidak hanya membawa kita menuju kemenangan, tetapi juga membimbing bangsa kita dengan tata krama," katanya.
Keputusan Pence, yang diambil lebih dari dua bulan sebelum kaukus Iowa di mana ia mempertaruhkan kampanyenya, menyelamatkannya dari akumulasi utang tambahan, serta rasa malu karena berpotensi gagal lolos ke debat utama ketiga Partai Republik, pada 8 November di Miami.
Pengkhianat atau Pendukung
Namun pengunduran diri Pence merupakan pukulan besar bagi seorang politisi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menjadi tangan kanan Trump yang paling setia. Namun kemudian dijadikan kambing hitam pada hari-hari terakhir mereka menjabat ketika Trump menjadi yakin bahwa Pence memiliki kekuatan untuk membatalkan hasil Pemilu 2020 dan mempertahankan jabatan keduanya. Pence tentunya tidak punya kekuasaan seperti itu.
Meskipun Pence menghindari krisis konstitusional dengan menolak skema tersebut, ia memicu kemarahan Trump, serta kemarahan banyak pendukung Trump, yang masih percaya pada kebohongan Trump tentang pemilihan dan melihat Pence sebagai pengkhianat.
Sementara itu, di antara para pengkritik Trump, Pence dipandang sebagai orang yang mendukung mantan presiden tersebut dalam segala hal dan menolak mengkritik tindakan Trump yang paling tidak dapat dipertahankan berkali-kali.
Hasilnya, Pusat Penelitian Hubungan Masyarakat Associated Press-NORC pada Agustus menemukan bahwa mayoritas orang dewasa AS, 57 persen, memandang Pence secara negatif, dan hanya 28 persen yang memiliki pandangan positif.
Bertaruh di Iowa
Sepanjang kampanyenya, mantan gubernur Indiana dan anggota kongres tersebut bersikeras bahwa meskipun dia dikenal oleh para pemilih, dia tidak “dikenal dengan baik”. Dia berupaya mengubahnya dengan jadwal kampanye yang agresif, termasuk banyak kunjungan ke tempat makan-tempat makan kecil (diners) dan restoran Pizza Ranch.
Pence bertaruh di Iowa, sebuah negara bagian dengan populasi Evangelis kulit putih yang besar dan memiliki sejarah panjang dalam mengangkat kandidat konservatif secara agama dan sosial seperti mantan Gubernur Arkansas Mike Huckabee dan mantan senator Pennsylvania Rick Santorum.
Pence sering berkampanye bersama istrinya, Karen, seorang guru sekolah Kristen, dan menekankan pandangan garis kerasnya mengenai isu-isu seperti aborsi, yang ia tolak bahkan dalam kasus-kasus ketika kehamilan tidak dapat dilakukan. Dia berulang kali meminta rekan-rekan kandidatnya untuk mendukung larangan tersebut secara nasional minimal 15 minggu, dan dia mendorong pelarangan obat-obatan yang digunakan sebagai alternatif prosedur bedah.
Dia mencoba untuk menghadapi langsung tindakannya pada 6 Januari 2021, menjelaskan kepada para pemilih berulang kali bahwa dia telah melakukan tugas konstitusionalnya hari itu, dan mengetahui sepenuhnya konsekuensi politiknya. Ini adalah strategi yang diyakini para pembantunya akan membantu meredakan masalah ini dan membuat Pence mendapat rasa hormat dari mayoritas anggota Partai Republik, yang mereka yakini tidak setuju dengan tindakan Trump.
Namun, bahkan di Iowa, Pence kesulitan untuk mendapatkan dukungan yang kuat.
Masalah Penggalangan Dana
Dia juga menghadapi tantangan yang sama dalam mengumpulkan dana, meskipun memiliki hubungan selama bertahun-tahun dengan para donor. Pence mengakhiri September dengan hanya $1,18 juta di rekening dan $621.000 dalam utang, menurut laporan kampanye terbarunya. Utang tersebut bertambah dalam beberapa minggu terakhir, dan untuk melunasinya, Pence, yang tidak memiliki kekayaan secara mandiri, akan memerlukan bertahun-tahun.
Associated Press pertama kali melaporkan awal bulan ini bahwa orang-orang yang dekat dengan Pence mulai merasa bahwa tetap menjadi kandidat berisiko mengurangi kedudukan jangka panjangnya di partai tersebut, mengingat dominasi Trump dalam persaingan untuk nominasi 2024.
Meskipun mereka mengatakan Pence bisa bertahan sampai kaukus Iowa pada 15 Januari jika dia mau – berkampanye dengan anggaran terbatas dan utang yang terus menumpuk – dia harus mempertimbangkan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kemampuannya untuk tetap menjadi suara utama dalam gerakan konservatif, seperti harapan dia. [ah/ft]
Forum