Endang sejak beberapa pekan terakhir memang dirawat intensif di RSCM karena penyakit kanker paru-paru yang beberapa tahun ini menderanya.
Pada 26 April lalu, Endang Rahayu Sedyaningsih telah menyampaikan pengunduran dirinya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dan tugas menteri kesehatan untuk sementara dijabat oleh wakilnya Ali Gufron Mukti.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut beduka cita atas meninggalnya Endang Rahayu Sedyaningsih. "Bapak Presiden menyampaikan rasa turut berduka cita mendalam atas berpulangnya ibu Endang Rahayu Sedyaningsih pada pukul 11.41 WIB tadi." ungap Julian.
Meski hanya sekitar 2,6 tahun menjabat sebagai menteri kesehatan tetapi banyak terobosan dan perbaikan di bidang kesehatan yang dilakukannya seperti memperbaiki jaminan kesehatan masyarakat termasuk yang berada di daerah terpencil maupun daerah perbatasan, mengeluarkan kebijakan biaya persalinan dan imunisasi gratis dan juga bantuan operasional kesehatan lainnya.
Menurut Wakil Ketua Komisi IX DPR yang membidangi masalah kesehatan, Sumarjati Arjoso, Endang Rahayu Sedyaningsih merupakan orang yang berperan aktif membantu menyelesaikan Undang-undang Badan Pengelola Jaminan Sosial.
Almarhum juga telah membangun rumah sakit pertama yang khusus melayani pasien yang kurang mampu dan meningkatkan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target tujuan pembangunan millennium (MDGs).
"Apa yang dia lakukan itu memang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan memang pikirannya pikiran ke depan, tau langkah-langkah apa yang harus dilakukan sehingga ide-ide itu bisa tercapai," kata Sumarji.
Hal yang sama juga diungkapkan Mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Fasli Djalal. Dia mengungkapkan dalam kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Endang Rahayu sangat ingin menciptakaan dokter di Indonesia terdidik dan profesional serta siap mengabdi.
Selain itu, Endang kata Fasli sangat aktif dalam memperbaiki gizi di Indonesia. "Inisiatif dari Sekretaris Jenderal PBB pak Ban Ki-Moon di dalam mengembangkan scaling up nutrition (sun) artinya bagaimana kita mengakselerasi perbaikan gizi, oleh bu Endang diberi label untuk 1000 hari pertama kehidupan bagi negeri yaitu 270 hari dalam kandungan dan dua tahun pertama. Dia gigih beliau datang ke PBB menyatakan Indonesia ikut dan SUN ini akan diterapkan di Indonesia," ungkap Fasli.
Endang Rahayu Sedyaningsih menjabat sebagai menteri kesehatan menggantikan Siti Fadilah Supari. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan.
Endang yang juga merupakan lulusan Harvard School of Public Health ini juga tercatat pernah berkarir di kantor Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, khusus untuk penanganan penyakit menular.
Rencananya mantan menkes itu akan dimakamkan di pemakaman San Diego Hills, Jawa Barat hari Kamis. Presiden SBY rencananya akan memimpin langsung upacara pemakaman ibu beranak tiga itu.
Pada 26 April lalu, Endang Rahayu Sedyaningsih telah menyampaikan pengunduran dirinya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dan tugas menteri kesehatan untuk sementara dijabat oleh wakilnya Ali Gufron Mukti.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut beduka cita atas meninggalnya Endang Rahayu Sedyaningsih. "Bapak Presiden menyampaikan rasa turut berduka cita mendalam atas berpulangnya ibu Endang Rahayu Sedyaningsih pada pukul 11.41 WIB tadi." ungap Julian.
Meski hanya sekitar 2,6 tahun menjabat sebagai menteri kesehatan tetapi banyak terobosan dan perbaikan di bidang kesehatan yang dilakukannya seperti memperbaiki jaminan kesehatan masyarakat termasuk yang berada di daerah terpencil maupun daerah perbatasan, mengeluarkan kebijakan biaya persalinan dan imunisasi gratis dan juga bantuan operasional kesehatan lainnya.
Menurut Wakil Ketua Komisi IX DPR yang membidangi masalah kesehatan, Sumarjati Arjoso, Endang Rahayu Sedyaningsih merupakan orang yang berperan aktif membantu menyelesaikan Undang-undang Badan Pengelola Jaminan Sosial.
Almarhum juga telah membangun rumah sakit pertama yang khusus melayani pasien yang kurang mampu dan meningkatkan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target tujuan pembangunan millennium (MDGs).
"Apa yang dia lakukan itu memang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan memang pikirannya pikiran ke depan, tau langkah-langkah apa yang harus dilakukan sehingga ide-ide itu bisa tercapai," kata Sumarji.
Hal yang sama juga diungkapkan Mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Fasli Djalal. Dia mengungkapkan dalam kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Endang Rahayu sangat ingin menciptakaan dokter di Indonesia terdidik dan profesional serta siap mengabdi.
Selain itu, Endang kata Fasli sangat aktif dalam memperbaiki gizi di Indonesia. "Inisiatif dari Sekretaris Jenderal PBB pak Ban Ki-Moon di dalam mengembangkan scaling up nutrition (sun) artinya bagaimana kita mengakselerasi perbaikan gizi, oleh bu Endang diberi label untuk 1000 hari pertama kehidupan bagi negeri yaitu 270 hari dalam kandungan dan dua tahun pertama. Dia gigih beliau datang ke PBB menyatakan Indonesia ikut dan SUN ini akan diterapkan di Indonesia," ungkap Fasli.
Endang Rahayu Sedyaningsih menjabat sebagai menteri kesehatan menggantikan Siti Fadilah Supari. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan.
Endang yang juga merupakan lulusan Harvard School of Public Health ini juga tercatat pernah berkarir di kantor Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, khusus untuk penanganan penyakit menular.
Rencananya mantan menkes itu akan dimakamkan di pemakaman San Diego Hills, Jawa Barat hari Kamis. Presiden SBY rencananya akan memimpin langsung upacara pemakaman ibu beranak tiga itu.