Ramah lingkungan tidak mudah diterapkan, terutama bagi katak atau binatang amfibi lainnya, yang dihadapkan pada musim-musim yang tidak menentu, pencemaran atau polusi dan hilangnya habitat mereka. Lebih dari sepertiga jumlah amfibi di dunia atau hampir enam ribu spesies amfibi yang dikenal, terancam masalah lingkungan dan jamur chytrid yang mematikan, yang dapat memusnahkan seluruh populasi amfibi.
Tetapi, di Madagaskar ada sebuah program pengembangbiakan amfibi, yang merupakan salah satu usaha penyelamatan yang dilakukan para herpetologists di seluruh dunia.
Robin Moore, pakar amfibi pada lembaga pelestarian internasional, mengatakan, “Jumlah mereka mengalami penurunan. Banyak spesies berkurang dan diperkirakan punah. Amfibi adalah binatang yang jumlahnya mengalami penurunan sangat cepat. Menurut saya, program pengembangbiakan adalah cara untuk memperlambat kepunahan itu. Suatu cara untuk menghindari kepunahan langsung."
Program pengembangbiakan amfibi yang dilakukan di rumah-rumah di Madagaskar itu dimulai dengan 30 katak dari kawasan Andasiben. Tetapi, ada rencana meningkatkan jumlah dan akhirnya mengembangbiakkan spesies yang terancam punah itu.
“Kuncinya adalah menggabungkan program seperti ini dengan program di lapangan untuk memastikan habitat amfibi itu dilindungi, dan gagasannya adalah mengembalikan spesies itu ke alam bebas,” papar Moore lagi.
John Kleopfer dari Departemen Perikanan Virginia membantu melacak populasi amfibi di daerah satwa liar Mattaponi sebagai bagian dari program pemantauan nasional. Ia mengatakan, para pejabat suaka pertama kali mengamati pengurangan jumlah amfibi itu pada tahun 1970-an. Tetapi, baru pada pertengahan tahun 1990-an, jamur Chytrid berhasil dilacak sebagai penyebab musnahnya amfibi secara besar-besaran.
"Jamur itu bergerak seperti awan yang mematikan, khususnya melewati Panama dan Amerika Tengah. Seorang peneliti mampu memetakan waktu jamur itu muncul dan berakibat pada katak-katak di daerah itu,” papar Kleopfer.
Kleopfer mengatakan, tampaknya orang tidak menyadari pentingnya amfibi dan perannya dalam ekosistem.
“Katak-katak itu memakan serangga dan mereka adalah makanan binatang lain. Mereka membantu menyuburkan tanah ketika berada di lingkungan sekitarnya. Jadi ada hubungan timbal balik,” paparnya.
Pada pertengahan musim dingin tidak ditemukan katak atau kadal. Namun, hanya dua jam berkendaraan ke arah Selatan di Virginia John Kleopfer menemukan banyak telur kadal di genangan air di dekat jalan. Di dekatnya, kecebong, kemungkinan akan menjadi katak hijau atau katak kayu, berenang di sekitar air berlumpur itu. Sebuah pemandangan yang menjanjikan bagi peneliti perlindungan amfibi.
Sayangnya, di bagian lain Amerika dan di negara-negara lain, dunia katak bermasalah. Itulah sebabnya pusat pengembangbiakan seperti yang ada di Madagaskar sangat penting dan dapat mencegah mahluk-mahluk penting itu dari kepunahan.