Perempuan Rusia yang divonis bersalah di Amerika karena menjadi agen mata-mata Rusia, Maria Butina, telah merilis buku tentang pengalamannya berada di penjara Amerika selama sepuluh bulan.
Maria Butina, yang kembali ke negaranya akhir tahun lalu, hari Kamis (26/11) menyerahkan buku dan menandatangani beberapa buku itu di Moskow. Berbicara pada sekerumunan kecil warga, Butina menggambarkan bagaimana ia menjadi sasaran “penyiksaan” dan “penghinaan” selama berada di balik jeruji besi.
“Empat ratus enam puluh tujuh hari dibalik jeruji besi Amerika. Empat bulan di sel isolasi. Saya menjadi sasaran penyiksaan, penghinaan, tidak diizinkan berkomunikasi dengan orang tua saya dan diisolasi total. Kondisi penahanan saya hampir sama dengan teroris serangan 11 September dan pembunuh berantai,” ujarnya.
Buku berjudul “Prison Diaries” yang ditulisnya, didasarkan pada pengalamannya di penjara.
Maria mengatakan ia menulis diari itu pada kertas apapun yang didapatnya, termasuk pada tisu toilet.
Maria adalah seorang aktivis hak-hak kepemilikan senjata api yang berusaha menyusup ke kelompok-kelompok politik konservatif Amerika dan mempromosikan agenda Rusia ketika Donald Trump naik ke tampuk kekuasaan.
Mantan mahasiswa pascasarjana American University itu mengaku bersalah berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen tidak terdaftar bagi Rusia. Ia juga mengakui bahwa ia dan mantan anggota parlemen Rusia bekerja untuk memanfaatkan kontrak di National Riffle Association NRA agar dapat menyusup ke kelompok konservatif Amerika.
Maria Butina melanggar hukum Amerika karena tidak melaporkan upayanya ke Departemen Kehakiman, yang mewajibkan seluruh pelobi dan pihak lain di Amerika yang bekerja untuk pemerintah asing untuk mendaftarkan diri.
Maria Butina dijatuhi hukuman 18 bulan penjara, tetapi hukumannya dipotong masa tahanan yang telah dijalani. [em/lt]