Rakyat Inggris memberikan suara mereka, Kamis (12/12), pada pemilu dini yang kemungkinan akan menghasilkan resolusi yang sudah lama ditunggu-tunggu menyangkut Brexit – keluarnya Inggris dari Uni Eropa sesuai hasil referendum tahun 2016.
PM Inggris Boris Johnson memfokuskan kampanyenya pada slogan “Segera Tuntaskan Brexit.” Ia mengatakan, mayoritas anggota Partai Konservatif di parlemen akan memungkinkannya meloloskan kesepakatan Brexit yang ditolak sebelumnya, dan menyelesaikan proses pemisahan diri dari Uni Eropa itu paling lambat 31 Januari.
Pesaingnya, pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn, mengatakan, jika ia menang, Inggris akan menyelenggarakan referendum baru mengenai apakah rakyat Inggris masih ingin meninggalkan Uni Eropa atau memilih tetap berada dalam blok 28 negara itu.
Johnson mulai menjabat Juli lalu setelah pendahulunya, Theresa May, gagal dalam usahanya memperoleh persetujuan parlemen atas kesepakatan yang dicapainya dengan Uni Eropa. Sewaktu masih menjabat PM, May juga berusaha memperkokoh posisi negosiasi Brexit-nya dengan mengadakan pemilu dini, namun langkah itu malah membuat partainya kehilangan sejumlah kursi.
Jajak-jajak pendapat sebelum pemilu Kamis (12/12) menyiratkan partai Johnson akan menang, namun persaingan mengetat pada hari-hari terakhir kampanye.
Hasil resmi pemilu diperkirakan akan diketahui pada Jumat. [ab/lt]