NEW YORK —
Minggu lalu, nilai saham Apple jatuh di bawah US$500 untuk pertama kalinya dalam 11 bulan. Sejak saham Apple memuncak pada $707,5 pada 21 September, yaitu hari diluncurkannya iPhone 5, nilainya jatuh hampir 30 persen, mengurangi nilai kapitalisasi pasar Apple menjadi hampir $200 miliar.
Pada Rabu (23/1) ini, Apple, yang masih merupakan perusahaan publik paling bernilai, berkesempatan menyanggah mereka yang skeptik dengan laporan hasil keuangan pada kuartal terakhir 2012. Namun laporan tersebut bisa menegaskan keyakinan bahwa perusahaan tersebut tidak lagi yang paling inovatif dan terdepan dalam penjualan.
Masalahnya diyakini ada di iPhone, yang merupakan telepon pintar paling mahal di antara produk lain dengan fitur sama.
Analis Michael Morgan dari ABI Research yakin pangsa pasar global Apple untuk telepon pintar akan naik dari 20,5 persen menjadi 22 persen tahun ini dan selanjutnya datar. Sementara itu, Samsung Electronics dari Korea Selatan – produsen telepon pintar nomor satu di dunia, sudah memiliki 30 persen pangsa pasar, dan diperkirakan terus meningkatkan dominasinya, ujar Morgan.
Investor juga melihat kesulitan jangka pendek untuk Apple. Minggu lalu, surat kabar Jepang Nikkei dan The Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan telah mengurangi pesanan komponen iPhone 5 karena penjualan yang tidak seperti yang diharapkan.
Analis Sterne Agee Shaw Wu mengatakan pesanan terhadap iPhone 5 tetap tinggi, namun komponen dibeli dari pemasok lain dan produksi diperbaiki sehingga tidak memerlukan komponen sebanyak biasa.
Para analis berharap penjualan iPhone akan mencapai 48 juta, dibandingkan dengan 37 juta tahun lalu dalam kuartal yang sama.
Apple sendiri tidak melaporkan dengan detail berapa banyak iPhone yang dijual untuk setiap jenis. Perusahaan masih menjual iPhone 4 dan 4S yang dikeluarkan dua tahun dan setahun yang lalu.
Beberapa investor masih optimis bahwa meski iPhone 5 terlalu mahal, pembeli akan bergeser ke seri terdahulu yang “cukup baik.” (AP/Peter Svensson)
Pada Rabu (23/1) ini, Apple, yang masih merupakan perusahaan publik paling bernilai, berkesempatan menyanggah mereka yang skeptik dengan laporan hasil keuangan pada kuartal terakhir 2012. Namun laporan tersebut bisa menegaskan keyakinan bahwa perusahaan tersebut tidak lagi yang paling inovatif dan terdepan dalam penjualan.
Masalahnya diyakini ada di iPhone, yang merupakan telepon pintar paling mahal di antara produk lain dengan fitur sama.
Analis Michael Morgan dari ABI Research yakin pangsa pasar global Apple untuk telepon pintar akan naik dari 20,5 persen menjadi 22 persen tahun ini dan selanjutnya datar. Sementara itu, Samsung Electronics dari Korea Selatan – produsen telepon pintar nomor satu di dunia, sudah memiliki 30 persen pangsa pasar, dan diperkirakan terus meningkatkan dominasinya, ujar Morgan.
Investor juga melihat kesulitan jangka pendek untuk Apple. Minggu lalu, surat kabar Jepang Nikkei dan The Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan telah mengurangi pesanan komponen iPhone 5 karena penjualan yang tidak seperti yang diharapkan.
Analis Sterne Agee Shaw Wu mengatakan pesanan terhadap iPhone 5 tetap tinggi, namun komponen dibeli dari pemasok lain dan produksi diperbaiki sehingga tidak memerlukan komponen sebanyak biasa.
Para analis berharap penjualan iPhone akan mencapai 48 juta, dibandingkan dengan 37 juta tahun lalu dalam kuartal yang sama.
Apple sendiri tidak melaporkan dengan detail berapa banyak iPhone yang dijual untuk setiap jenis. Perusahaan masih menjual iPhone 4 dan 4S yang dikeluarkan dua tahun dan setahun yang lalu.
Beberapa investor masih optimis bahwa meski iPhone 5 terlalu mahal, pembeli akan bergeser ke seri terdahulu yang “cukup baik.” (AP/Peter Svensson)