Spirit, maskapai berbiaya rendah terbesar di Amerika Serikat, telah merugi lebih dari $2,5 miliar sejak awal 2020 dan harus membayar utang lebih dari $1 miliar dalam satu tahun ke depan. Spirit mengatakan akan tetap beroperasi normal selama proses kebangkrutan, sesuai dengan Bab 11, dan pelanggan dapat terus memesan dan terbang tanpa gangguan.
Saham Spirit yang berbasis di Miramar, Florida, turun 25 prsen pada hari Jumat (15/11) setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa maskapai tersebut sedang mendiskusikan kemungkinan pengajuan kebangkrutan dengan para pemegang obligasinya. Ini adalah pukulan terbaru yang telah menurunkan saham sebesar 97 persen sejak akhir 2018—saat Spirit masih menguntungkan.
CEO Ted Christie mengonfirmasi pada Agustus bahwa Spirit berbicara dengan para penasihat pemegang obligasi tentang utang yang akan jatuh tempo. Dia menyebut diskusi tersebut sebagai prioritas dan mengatakan maskapai berusaha mendapatkan kesepakatan terbaik secepat mungkin.
"Ada pembicaraan di pasar tentang Spirit, tetapi kami tidak teralihkan," katanya kepada investor selama pertemuan untuk membahas kinerja keuangan Spirit. "Kami fokus pada penyusunan ulang pembayaran utang, meningkatkan likuiditas, menerapkan produk baru kami ke pasar, dan mengembangkan program loyalitas kami."
Penumpang masih terbang dengan Spirit Airlines, hanya saja mereka membayar lebih sedikit. Dalam enam bulan pertama tahun ini, penumpang Spirit terbang dua persen lebih banyak dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, mereka membayar 10 persen lebih sedikit per mil, dan pendapatan per mil dari tarif turun hampir 20 persen, berkontribusi pada kerugian Spirit.
Ini bukan tren baru. Spirit gagal mendapatkan profit ketika pandemi mereda dan arus penerbangan pulih. Ada sejumlah alasan di balik kemerosotan ini.
Biaya Spirit, terutama tenaga kerja, meningkat. Maskapai besar Amerika Serikat telah merebut pelanggan Spirit, yang berhemat dalam pengeluaran, dengan menawarkan tiket murah mereka sendiri. Tarif perjalanan rekreasi di Amerika Serikat, bisnis inti Spirit, turun karena kelebihan penerbangan baru.
Pasar perjalanan udara premium melonjak, sementara segmen tradisional apa adanya seperti Spirit stagnan. Musim panas ini, Spirit mulai menjual tarif bundel yang mencakup kursi lebih besar, prioritas boarding, bagasi, internet, dan makanan ringan serta minuman gratis.
Ini perubahan besar dari strategi lama Spirit yang menarik pelanggan dengan tarif sangat rendah dan mengenakan biaya tambahan untuk hal-hal seperti membawa tas kabin atau memesan minuman.
Dalam langkah tidak biasa, Spirit berencana mengurangi jadwal Oktober hingga Desember hampir 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang menurut analis akan membantu menaikkan tarif.
Namun, langkah ini disebut akan lebih menguntungkan pesaing daripada Spirit. Analis dari Deutsche Bank dan Raymond James mengatakan bahwa Frontier, JetBlue, dan Southwest akan mendapat manfaat terbesar karena memiliki banyak kesamaan rute penerbangan dengan Spirit.
Spirit juga terganggu oleh perbaikan wajib pada mesin Pratt & Whitney, memaksa maskapai mengandangkan puluhan jet Airbusnya. Spirit menyebut penarikan ini seiring dengan merumahkan para pilot mereka.
Armada pesawat yang relatif muda membuat Spirit menjadi target akuisisi yang menggiurkan. Frontier Airlines mencoba bergabung dengan Spirit pada 2022 tetapi dikalahkan oleh JetBlue.
Namun, Departemen Kehakiman Amerika Serikat menggugat untuk membatalkan kesepakatan $3,8 miliar tersebut, mengatakan itu akan menaikkan harga bagi pelanggan Spirit yang bergantung pada tarif rendah, dan hakim federal mengabulkannya pada Januari. JetBlue dan Spirit membatalkan merger dua bulan setelahnya.
Kebangkrutan maskapai Amerika Serikat biasa terjadi pada 1990-an dan 2000-an, ketika maskapai-maskapai bersaing ketat, biaya tenaga kerja tinggi, dan lonjakan harga bahan bakar. PanAm, TWA, Northwest, Continental, United, dan Delta tersapu. Beberapa dilikuidasi, yang lain menggunakan hukum untuk merundingkan ulang utang seperti sewa pesawat dan terus terbang.
Kebangkrutan terakhir maskapai besar Amerika Serikat selesai ketika American Airlines keluar dari perlindungan Bab 11 dan bergabung dengan US Airways pada Desember 2013. [th/uh]
Forum