American Airlines, Selasa (29/12), menerbangkan Boeing 737 Max dari Miami ke New York. Membawa sekitar 100 penumpang, ini penerbangan komersial pertama jet itu di Amerika sejak dilarang terbang setelah dua kecelakaan mematikan.
Bulan lalu, Dinas Pengelola dan Pengawas Penerbangan Amerika (Federal Aviation Administration/FAA) menyetujui perubahan yang dilakukan Boeing terhadap sistem kendali penerbangan otomatis yang terlibat dalam kecelakaan di Indonesia dan Etiopia. Kedua kecelakaan itu menewaskan total 346 orang.
Dalam dua kecelakaan itu, sistem kendali otomatis berkali-kali mendorong hidung pesawat ke bawah karena membaca sensor yang salah. Pilot tidak mampu menguasai sistem kendali tersebut.
FAA mengizinkan maskapai Amerika kembali menerbangkan pesawat itu jika perubahan tertentu dilakukan dan pilot diberi pelatihan tambahan, termasuk dalam simulator penerbangan.
Operasi Max di seluruh dunia dihentikan sementara pada Maret 2019, beberapa hari setelah kecelakaan kedua. Laporan komisi DPR AS dan Senat menyalahkan Boeing dan FAA karena gagal dalam proses sertifikasi jet itu. Penyelidik Kongres mendapati dokumen internal Boeing yang menunjukkan bahwa karyawan perusahaan itu sudah menyampaikan masalah keselamatan itu dan membual tentang penipuan regulator.
Kembali beroperasinya Max-8 merupakan dorongan besar bagi Boeing, yang rugi miliaran dolar selama jet itu berhenti beroperasi karena tidak bisa mengirim pesawat baru kepada pelanggan.
Pesanan untuk pesawat itu anjlok. Boeing membatalkan produksi lebih dari 1.000 jet Max karena maskapai membatalkan pesanan atau penjualan tidak pasti karena krisis pandemi yang mencengkeram industri perjalanan.[ka/pp]