Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel mengundurkan diri setelah hampir dua tahun menjabat.
“Merupakan keberuntungan terbesar dalam hidup saya untuk memimpin dan yang paling penting, seluruh staf Departemen Pertahanan dan mendukung keluarga mereka,” ujar Hagel.
Presiden Barack Obama memuji kepemimpinan Chuck Hagel, dan menghargainya karena telah menempatkan militer Amerika pada “pijakan yang kuat.”
“Chuck telah menjadi menteri pertahanan teladan, memberikan bimbingan terus menerus selagi kita memodernisasi strategi dan anggaran untuk memenuhi ancaman jangka panjang sementara tetap harus menanggapi tantangan-tantangan di depan mata seperti ISIS dan Ebola,” kata Obama.
Alasan pengunduran diri tiba-tiba itu tidak jelas.
Sebagian laporan media mengatakan Chuck Hagel frustrasi dengan pemerintah.
Gedung Putih mengatakan keputusan bahwa Chuck Hagel meninggalkan Kabinet merupakan keputusan bersama.
"Keputusan yang diumumkan hari ini adalah hasil pembicaraan presiden dan menteri pertahanan yang telah berlangsung selama lebih dari sebulan. Sebagai hasil pembicaraan ini mereka berdua sama-sama sampai pada ketetapan bahwa seorang pemimpin baru harus mengambil alih di Pentagon,” kata John Earnest, juru bicara Gedung Putih.
Namun, New York Times melaporkan Presiden Obama memutuskan untuk memecat Hagel. Artikel dalam harian itu mengutip seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan Gedung Putih ingin seseorang yang memiliki keterampilan berbeda dari yang ditawarkan oleh Hagel untuk melawan kelompok militan Negara Islam atau ISIS.
Faktor lain kemungkinan kekalahan pemilu paruh waktu baru-baru ini yang diderita oleh Partai Demokrat, partainya Presiden Obama.
Phillip Lohaus dari lembaga penelitian nirlaba American Enterprise Institute mengatakan kepada VOA bahwa Presiden Obama mungkin merasa perlu merombak tim keamanan nasionalnya.
“Jadi saya kira logis bahwa pemerintah sedang mencari kambing hitam. Saya tidak tahu apakah kambing hitam itu Hagel atau orang lain, tapi saya kira keputusan ini berbicara mengenai fakta itu, dan seperti telah banyak dilaporkan oleh media, bahkan Hagel sendiri telah mengatakan demikian. Dia tidak sepenuhnya merasa sebagai bagian dari tim keamanan internal Gedung Putih.”
Meskipun frustrasi di Washington, Chuck Hagel mudah tanggap dengan pasukan.
Veteran Perang Vietnam itu adalah veteran tempur pertama yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Amerika.
“Saya teringat ketika saya menjalani latihan dasar di pangkalan Fort Bliss, di Texas,” ujar Hagel.
Dan pengalaman bersama dengan orang-orang yang berdinas dalam militer seperti itulah yang menimbulkan rasa cinta bagi pasukan yang dipimpinnya.
Chuck Hagel mengatakan ia akan tetap menjabat sampai Senat mengukuhkan penggantinya. Menteri pertahanan berikutnya akan bergabung dengan kabinet presiden yang menghadapi berbagai tantangan kebijakan luar negeri, mulai dari penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan sampai pertempuran yang kini sedang berlangsung melawan militan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS.