Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, Minggu (26/3), tiba di Ghana, negara pertama yang dikunjunginya dalam lawatan selama satu minggu ke Afrika. Lawatannya ke Ghana, Tanzania dan Zambia dimaksudkan untuk memperdalam hubungan AS dengan benua itu
Ketika mendarat di Accra, Ibu Kota Ghana, Harris disambut oleh ratusan siswa sekolah, penari dan pemain drum. Ia mengatakan ingin mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan, dan menyambut kesempatan untuk “menyaksikan secara langsung inovasi dan kreatifitas luar biasa yang sedang terjadi di benua ini.”
Ghana dikenal sebagai salah satu negara demokratis yang paling stabil di Afrika, dengan tingkat ekonomi yang tumbuh paling cepat di dunia. Namun setelah pandemi virus corona, Ghana mengalami krisis utang dan inflasi yang melonjak, yang menaikkan harga makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Negara berpenduduk 34 juta jiwa, yang sedikit lebih kecil dari negara bagian Oregon ini, juga sedang mewaspadai ancaman akibat ketidakstabilan di wilayah sekitarnya. Burkina Faso dan Mali, misalnya, telah mengalami dua kudeta baru-baru ini. Sementara cabang Al-Qaida dan ISIS beroperasi di Sahel, di bagian utara Ghana. Ribuan orang telah tewas dan jutaan lainnya mengungsi akibat konflik di Sahel tersebut.
Pertempuran berkelanjutan di Sahel membuka celah hadirnya perusahaan tentara bayaran Rusia, Wagner, yang mempertahankan keberadaannya di Afrika, meski negara itu sedang melakukan invasi ke Ukraina. Mali menyambut kehadiran Wagner setelah berhasil mengusir pasukan Prancis yang bermarkas di negara itu. Kini muncul keprihatinan bahwa Burkina Faso akan melakukan langkah serupa.
Tantangan ekonomi dan keamanan ini diperkirakan akan dibahas ketika Harris bertemu dengan Presiden Ghana Nana Akufo-Addo. Sebelumnya kedua pemimpin ini telah bertemu dua kali di Washington DC. [em/jm]
Forum