Lapangan Sintuwu Maroso di kecamatan Poso Kota, ibu kota Kabupaten Poso yang menjadi lokasi pasar Ramadan seminggu terakhir kembali ramai. Lapangan yang terletak di depan kantor Bupati Poso itu kini dipadati ratusan penjual makanan dan minuman siap saji untuk berbuka puasa dan makan sahur. Mereka berjualan di bawah tenda terowongan berukuran raksasa.
Ditemui VOA pada Kamis (24/3), salah seorang pedagang, Ibu Wiwi (44 tahun), mengatakan tahun ini cukup optimis akan memperoleh pendapatan yang lebih baik dibanding situasi pada 2022. Ini dikarenakan banyaknya warga yang berkunjung ke pasar yang diinisiasi pemerintah setempat itu dibanding dengan ketika pemerintah masih memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) terkait pandemi virus corona pada 2022.
“Kalau tahun ini, pengunjung agak banyak dibanding tahun tahun kemarin,” kata Wiwi, ibu rumah tangga asal kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Poso Kota Utara itu.
Wiwi berharap pendapatannya dari hasil jualan di pasar Ramadan akan lebih baik.
“Kalau tahun lalu tidak menentu, kadang-kadang hampir sejuta lah,” tambah Wiwi yang berjualan berbagai macam kue, puding dan es buah.
Dari pemantauan VOA, semua warga Poso ikut menikmati keberadaan pasar Ramadan ini, bukan hanya warga Muslim.
Selvi asal Tentena di Kecamatan Pamona Puselemba mengatakan sangat senang bisa membeli aneka kue dengan harga yang menurutnya murah meriah.
“Banyak hal yang bisa dilihat di sini, terutama makanan. Harganya bisa dijangkau, seperti kue-kue ini harganya murah meriah, ini tadi cuma Rp20.000,” kata perempuan berusia 51 tahun itu.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kabupaten Poso, Murniati Putosi menjelaskan tahun ini ada 200 pelaku usaha mikro yang meramaikan pasar Ramadan yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan kebutuhan untuk berbuka puasa dan santap sahur. Pasar khas yang dinanti-nantikan warga ini juga menjadi ruang bagi pelaku usaha mikro untuk menjajakan produk kuliner yang sehat bergizi, tanpa bahan pengawet.
“Agar supaya kegiatan perekonomian di Kabupaten Poso ini berjalan dengan baik dan lancar dan masyarakat kita bisa memanfaatkan bulan suci Ramadan ini dengan penuh sukacita, penuh kebahagiaan karena mereka juga dapat memanfaatkan keahlian mereka khususnya dalam kuliner,” kata Murniati ditemui usai acara pembukaan pasar Ramadan.
Selain mendorong keikutsertaan pelaku usaha mikro dalam kegiatan seperti ini, pemerintah setempat juga menggelar sejumlah pasar murah untuk menekan kenaikan harga barang kebutuhan pokok, utamanya beras, yang kini mengalami kenaikan dari Rp9.000 per kilogram menjadi Rp13.000 per kilogram. [yl/em]
Forum