Hubungan yang menghangat antara Amerika dan Brazil minggu ini didukung dengan pembaruan perjanjian perdagangan bilateral yang sudah ada, serta komitmen AS bernilai miliaran dolar untuk meningkatkan industri Brazil.
Sementara Washington berusaha untuk menekankan keamanan kolektif dengan cara meningkatkan hubungan dengan negara terbesar di Amerika Selatan itu, belum jelas sejauh mana pendekatan ini bergema di Brazil.
Para analis mengatakan fakta bahwa pemilihan akan diadakan dalam waktu kurang dari dua minggu di Amerika hanya memperumit masalah.
“Sebagian mungkin mengatakan Protokol tentang Aturan Perdagangan dan Transparansi yang baru dibuat] tidak semenarik seperti agenda pemotongan tarif, akses pasar untuk produk ini atau itu,” tetapi suksesnya perundingan itu menegaskan komitmen kedua pemerintah, kata diplomat senior Brazil di Washington dalam sebuah wawancara dengan VOA.
“Terlepas dari pembatasan perjalanan, kesulitan terkait dengan perundingan melalui internet, melalui Zoom, kami mencapai tujuan tersebut” yang ditetapkan pada bulan Maret oleh presiden Donald Trump dan Jair Bolsonaro, kata Duta Besar Nestor Forster, Jr.
Ia mengatakan protokol yang baru ditandatangani itu, yang mencakup “upaya memfasilitasi perdagangan, praktik regulasi yang baik, dan langkah-langkah anti-korupsi,” dirancang untuk membawa hasil nyata dengan memangkas birokrasi untuk memastikan proses bisnis lebih transparan dan lebih inklusif.
Forster mengatakan pedoman baru itu akan dibantu oleh dibukanya proses partisipasi sektor swasta, partisipasi masyarakat sipil, dengan dengar pendapat publik, dan lain-lain.
"Ini adalah hal-hal nyata yang dirasakan orang-orang di lapangan yang menjalankan kegiatan sehari-hari. Kita mendapat dukungan yang luar biasa dari komunitas bisnis dan pemangku kepentingan lainnya," kata Foster.
Pejabat AS mengindikasikan kekhawatiran geo strategis sama pentingnya dengan perdagangan dan ekonomi saat kedua negara semakin erat di bawah presiden Trump dan Bolsonaro. [my/pp]