Satu kapal komersial lagi terkena rudal Houthi di Teluk Aden pada Senin (5/3), sehingga mengalami kerusakan.
Sementara kapal M/V Rubymar yang dihantam rudal Houthi bulan lalu secara perlahan kini sedang menuju ke dasar Laut Merah.
Rubymar adalah kapal pertama yang tenggelam karena serangan Houthi, tetapi kelompok itu sejauh ini telah merusak belasan kapal lainnya dan bahkan pernah berhasil naik ke satu kapal yang lewat di kawasan itu sejak pertengahan November.
Mengenai absennya China dari upaya menjaga keamanan pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden, senator Partai Republik Todd Young dari Indiana mengatakan: “Kita berada di tengah-tengah krisis keamanan yang nyata, yang bagi banyak orang merupakan krisis ekonomi dan diplomatik di kawasan ini, dan China tidak dapat ditemukan di mana pun.”
Militer AS dan Inggris telah melancarkan beberapa serangan untuk menghancurkan senjata dan radar yang digunakan oleh Houthi untuk menyerang kapal-kapal komersial. Langkah demikian telah mendorong sidang Senat AS pada minggu lalu.
“Kita berada di sana dengan bendera kita berkibar dan militer kita berada dalam bahaya. China adalah negara yang menurut saya paling terkena dampak penutupan lalu lintas perdagangan ke Laut Merah, tetapi mereka hanya duduk diam dan berpura-pura menjadi teman semua orang," ujar Senator Partai Republik Mitt Romney dari Utah.
Para senator juga mendengar Utusan Khusus AS untuk Yaman Tim Lenderking.
“Kita memang melihat penumpang gratis, dan itu benar-benar tidak bisa diterima. Ketika kita berbicara tentang masalah internasional yang memerlukan solusi internasional, kita memerlukan keterlibatan China secara lebih aktif,” katanya.
Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington baru-baru ini mengatakan kepada VOA bahwa “secara keseluruhan, China siap bekerja sama dengan semua pihak untuk menjaga keselamatan jalur pelayaran internasional.”
China dilaporkan mengerahkan armadanya yang ke-46 ke teluk tersebut pada tanggal 21 Februari. Namun VOA dan pihak-pihak lain belum dapat memastikan kedatangan armada tersebut di wilayah Laut Merah.
“Kami menyambut baik peran aktif yang bisa dimainkan oleh China. Namun sepengetahuan saya, pada tahap ini mereka belum menawarkan atau melakukan operasi apa pun untuk ikut melindungi pelaut atau pelayaran internasional," ujar juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder.
Para analis memperingatkan bahwa meskipun China telah mencoba ikut mengatasi masalah-masalah internasional dalam beberapa kasus selama dekade terakhir, keterlibatannya tidak selalu karena “alasan ingin membantu dengan sukarela.”
“Ada juga penjelasan yang masuk akal bahwa mereka mengirim kapal hanya untuk mengumpulkan informasi intelijen mengenai kinerja teknologi pencegat rudal dan drone kita," kata Michael O'Hanlon, peneliti senior Kebijakan Luar Negeri di Brookings Institution.
Michael O'Hanlon memperkirakan bahwa China akan mencoba membantu sedikit untuk tujuan umum, walaupun negara itu akan lebih mementingkan keselamatan kapal-kapalnya sendiri dan akan lebih fokus untuk mempelajari apa yang sedang dilakukan oleh AS.”
Beijing memiliki pengaruh di kawasan ini sebagai pembeli terbesar minyak mentah Iran, tetapi hingga kini belum menunjukkan pengaruh yang cukup terhadap Iran untuk menghentikan serangan rudal dari kelompok Houthi yang didukung oleh Iran.
Militan Houthi mengatakan bahwa kapal-kapal dari China dan Rusia dapat dengan aman melewati Laut Merah, tetapi sebuah kapal tanker yang membawa minyak Rusia terkena serangan rudal Houthi pada awal tahun ini. [lt/ab]
Forum