Keputusan yang mengejutkan dari India terkait pelarangan ekspor gandum telah menimbulkan kekhawatiran adanya kemungkinan ekspor beras juga akan dilarang. Hal tersebut mendorong pedagang beras untuk meningkatkan volume pembelian dan membuat pesanan terlebih dahulu meski untuk waktu pengiriman yang lebih lama.
Pejabat pemerintah dan perdagangan mengatakan India, pengekspor beras terbesar di dunia, tidak berencana untuk membatasi pengiriman untuk saat ini, karena harga lokal tetap rendah dan gudang negara menyimpan banyak pasokan.
Kebijakan itu melegakan bagi negara-negara yang bergantung pada impor yang sudah bergulat dengan melonjaknya biaya pangan. Namun, sebagian besar musim tanam padi India masih ada di depan dan setiap perubahan dalam prospek panen dapat mengubah kebijakan pemerintah terhadap ekspor biji-bijian pokok.
Musim hujan menentukan volume panen padi India, dan curah hujan yang melimpah tahun ini akan membantu negara tersebut mempertahankan posisinya yang unggul dalam perdagangan beras global.
Namun, musim hujan yang tidak merata akan menghambat panen dan mengurangi hasil dan itu mungkin menyebabkan penurunan stok negara yang akan memicu pembatasan ekspor untuk memastikan pasokan yang cukup bagi 1,4 miliar penduduk negara itu.
Sumber Suplai Beras Dunia
Ekspor beras India menyentuh rekor, yaitu 21,5 juta ton pada 2021, lebih banyak dari pengiriman gabungan dari empat eksporter biji-bijian terbesar dunia berikutnya, yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Amerika Serikat (AS).
India, konsumen beras terbesar dunia setelah China, memiliki pangsa pasar lebih dari 40 persen dari perdagangan beras global.
Stok beras domestik yang tinggi dan harga lokal yang rendah memungkinkan India menjual beras dengan diskon besar-besaran selama dua tahun terakhir, membantu negara-negara miskin, banyak di Asia dan Afrika, yang bergulat dengan melonjaknya harga gandum.
India mengekspor beras ke lebih dari 150 negara, dan setiap pengurangan pengirimannya akan memicu inflasi pangan. Biji-bijian adalah makanan pokok bagi lebih dari 3 miliar orang, dan ketika India melarang ekspor pada 2007, harga beras global melonjak ke harga rekor yang baru.
Siapa yang Menderita Jika India Batasi Ekspor Beras?
Setiap langkah untuk membatasi ekspor dari India akan memukul hampir setiap negara pengimpor beras. Ini juga akan memungkinkan pemasok saingan Thailand dan Vietnam untuk menaikkan harga yang sudah lebih dari 30 persen di atas pengiriman India.
Selain melayani pembeli Asia seperti China, Nepal, Bangladesh dan Filipina, India memasok beras ke negara-negara seperti Togo, Benin, Senegal dan Kamerun.
Musim Hujan di India
Beras yang ditanam di musim panas India menyumbang lebih dari 85 persen dari produksi tahunan negara itu, yang melonjak ke angka rekor, yaitu 129,66 juta ton pada tahun panen hingga Juni 2022.
Jutaan petani mulai menanam padi musim panas pada bulan Juni, ketika musim hujan melanda India. Musim hujan, yang menghasilkan sekitar 70 persen dari curah hujan tahunan India, sangat penting untuk beras yang haus air.
Petani India mengandalkan musim hujan untuk mengairi setengah dari lahan pertanian negara yang kekurangan irigasi. Pada 2022, India diperkirakan akan menerima jumlah curah hujan rata-rata. Namun sejak 1 Juni, ketika musim hujan yang berlangsung selama empat bulan dimulai, curah hujan yang turun berada 41 persen di bawah rata-rata.
Hujan diperkirakan akan turun pada pertengahan Juni dan memacu penanaman padi. Curah hujan rata-rata atau di atas rata-rata selama tiga tahun atau di atas rata-rata, dan praktik pertanian modern yang baru telah meningkatkan produksi beras.
Perlukan Pemerintah India Khawatir Soal Persediaan Beras?
India saat ini memiliki stok beras yang lebih dari cukup, dan harga lokal lebih rendah dari harga yang ditetapkan negara bagian di mana pemerintah membeli beras dari petani.
Sementara itu, stok beras giling dan gabah di lumbung pemerintah mencapai 57,82 juta ton. Jumlah tersebut empat kali lipat lebih banyak dari target yang dipasang pada kisaran 13,54 juta ton.
Berbeda dengan gandum, India tidak melihat lonjakan ekspor beras setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari, karena wilayah Laut Hitam bukanlah produsen atau konsumen utama beras. [ah/rs]