Edward Osborne Wilson mengatakan bahwa ia selalu tertarik pada mahluk-mahluk kecil di sekitarnya. Sebagai seorang anak, ada masa ia tertarik pada ular dan katak, tetapi ia segera tertarik pada serangga.
Wilson lalu meminati satu serangga, semut. Kita umumnya tidak terlalu memikirkan tentang semut. Menurut Wilson, itu salah.
Tahun 1990, bertahun-tahun setelah Wilson muda mulai mengumpulkan dan mempelajari serangga, ia dan rekan penulis Bert Hölldobler menerbitkan buku mereka yang terkenal, "The Ants."
Buku tersebut memaparkan secara menyeluruh hampir semua aspek mengenai semut dan masyarakat mereka. Buku itu memenangi hadiah bergengsi Pulitzer untuk non-fiksi. Wilson mengatakan, hingga kini buku itu masih dianggap sebagai karya paling lengkap yang membahas semut.
Penelitian Wilson mengenai semut termasuk mempelajari distribusi geografis berbagai jenis semut, terutama di pulau-pulau di Pasifik Barat. Sejumlah pulau memiliki banyak spesies semut berbeda, sejumlah lain hanya sedikit. Itulah yang mengarahkannya ke bidang biogeografi.
Wilson memperluas bidang itu untuk mengembangkan teori "biogeografi pulau." Menurut teorinya, populasi serangga akan tergantung pada ukuran pulau dan jarak pulau dari daratan. Ia melakukan percobaan untuk membuktikan teorinya. Percobaannya yang berani adalah mengasapi pulau-pulau kecil di lepas pantai Florida untuk membunuh semua serangga, lalu memantau bagaimana serangga kembali hidup di pulau-pulau itu.
Ia meluaskan cara itu ke pulau-pulau buatan, di mana satu ekosistem diputus, dikelilingi lingkungan berbeda. Bayangkan sepetak kecil hutan dikelilingi lahan pertanian, atau beberapa hektar lahan basah yang tersisa di kawasan industri. Karyanya masih membimbing perencana taman nasional dan cagar alam.
Karyanya juga menjadikan EO Wilson pusat kontroversi sebagai "bapak sosiobiologi," yang mempelajari akar biologi dan evolusi perilaku sosial.
"Sociobiology" adalah juga judul salah satu bukunya. Ketika terbit tahun 1975, buku itu menuai banyak kontroversi. Peraturan tentang perilaku hewan, tulis Wilson, banyak berlaku sama pada orang.
Sebagai contoh, spesies lebih primitif dapat mengembangkan naluri yang membantu mereka bertahan hidup. Spesies yang lebih maju - seperti kita - membawa perilaku lebih sebagai fobia dari manusia purba, ketika takut akan ketinggian, ular atau laba-laba, mungkin dulu menjadi taktik utama bertahan hidup.
Pada usia 82 tahun Wilson, yang lahir 10 Juni 1928, tetap aktif. Ia masih mengajar di Universitas Harvard sebagai guru besar emeritus. Ia baru saja menerbitkan buku lagi, menambah deretan karyanya yang sudah lebih dari 20. Buku itu berjudul "The Social Conquest of Earth," dan menyatukan ide dari sains dan humaniora.
Wilson menulis, agama dan filsafat tidak cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sangat besar mengenai siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi? Sains, menurutnya, harus menjadi bagian penting dari jawaban.
Hanya pakar biologi dan naturalis EO Wilson-lah yang mampu memanfaatkan penelitiannya tentang semut untuk menjelaskan seni dan banyak lagi tentang kondisi manusia.
Wilson lalu meminati satu serangga, semut. Kita umumnya tidak terlalu memikirkan tentang semut. Menurut Wilson, itu salah.
Tahun 1990, bertahun-tahun setelah Wilson muda mulai mengumpulkan dan mempelajari serangga, ia dan rekan penulis Bert Hölldobler menerbitkan buku mereka yang terkenal, "The Ants."
Buku tersebut memaparkan secara menyeluruh hampir semua aspek mengenai semut dan masyarakat mereka. Buku itu memenangi hadiah bergengsi Pulitzer untuk non-fiksi. Wilson mengatakan, hingga kini buku itu masih dianggap sebagai karya paling lengkap yang membahas semut.
Penelitian Wilson mengenai semut termasuk mempelajari distribusi geografis berbagai jenis semut, terutama di pulau-pulau di Pasifik Barat. Sejumlah pulau memiliki banyak spesies semut berbeda, sejumlah lain hanya sedikit. Itulah yang mengarahkannya ke bidang biogeografi.
Wilson memperluas bidang itu untuk mengembangkan teori "biogeografi pulau." Menurut teorinya, populasi serangga akan tergantung pada ukuran pulau dan jarak pulau dari daratan. Ia melakukan percobaan untuk membuktikan teorinya. Percobaannya yang berani adalah mengasapi pulau-pulau kecil di lepas pantai Florida untuk membunuh semua serangga, lalu memantau bagaimana serangga kembali hidup di pulau-pulau itu.
Ia meluaskan cara itu ke pulau-pulau buatan, di mana satu ekosistem diputus, dikelilingi lingkungan berbeda. Bayangkan sepetak kecil hutan dikelilingi lahan pertanian, atau beberapa hektar lahan basah yang tersisa di kawasan industri. Karyanya masih membimbing perencana taman nasional dan cagar alam.
Karyanya juga menjadikan EO Wilson pusat kontroversi sebagai "bapak sosiobiologi," yang mempelajari akar biologi dan evolusi perilaku sosial.
"Sociobiology" adalah juga judul salah satu bukunya. Ketika terbit tahun 1975, buku itu menuai banyak kontroversi. Peraturan tentang perilaku hewan, tulis Wilson, banyak berlaku sama pada orang.
Sebagai contoh, spesies lebih primitif dapat mengembangkan naluri yang membantu mereka bertahan hidup. Spesies yang lebih maju - seperti kita - membawa perilaku lebih sebagai fobia dari manusia purba, ketika takut akan ketinggian, ular atau laba-laba, mungkin dulu menjadi taktik utama bertahan hidup.
Pada usia 82 tahun Wilson, yang lahir 10 Juni 1928, tetap aktif. Ia masih mengajar di Universitas Harvard sebagai guru besar emeritus. Ia baru saja menerbitkan buku lagi, menambah deretan karyanya yang sudah lebih dari 20. Buku itu berjudul "The Social Conquest of Earth," dan menyatukan ide dari sains dan humaniora.
Wilson menulis, agama dan filsafat tidak cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sangat besar mengenai siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi? Sains, menurutnya, harus menjadi bagian penting dari jawaban.
Hanya pakar biologi dan naturalis EO Wilson-lah yang mampu memanfaatkan penelitiannya tentang semut untuk menjelaskan seni dan banyak lagi tentang kondisi manusia.