Baruti Jahi, seorang ayah dan warga yang sudah lama tinggal di Washington, khawatir akan keselamatan keluarganya. Ia mengatakan, "Saya bangun jam empat pagi dan melihat ke luar jendela karena anjing saya menggonggong, dan tiba-tiba saya melihat dua pemuda berjalan di depan rumah. Pada jam empat pagi, itu aneh, karena biasanya tidak ada orang berjalan sepagi itu”.
Jahi menelpon polisi dan kedua pemuda itu ditangkap, setelah mencoba masuk ke rumah tetangganya. Ia mengatakan bahwa tingkah laku kedua pemuda itu menarik perhatiannya.
"Mereka celingukan, lalu melihat ke dalam mobil yang diparkir,” paparnya.
Samantha Nolan yang menolong orang mengenal tingkah-laku semacam itu, mengatakan, "Dengan melaporkan tingkah-laku seperti itu, berarti kita mencegah kejahatan.”
Nolan akan melatih warga setempat di mana Jahi tinggal untuk melakukan ronda di lingkungan perumahan mereka sendiri. Selama lebih dari satu dasawarsa, Nolan bekerja dengan polisi, melatih lebih dari seribu orang di ibukota Amerika itu.
"Kami punya istilah: ‘Kalau melihat sesuatu yang mencurigakan, laporkan’. Kita bisa menelpon 9-1-1, yaitu nomor telpon polisi untuk gawat-darurat di Amerika, dan katakan apa yang kita lihat,” ujarnya.
Nolan memutuskan untuk menggunakan strategi itu di sini, di lingkungan perumahannnya sendiri, setelah terjadi 18 kali perampokan dalam 45 hari. Kini, kalau seorang penghuni pergi ke luar kota, tetangganya mengawasi rumah mereka dan kalau melihat ada yang mencurigakan, mereka menelpon polisi.
Kelompok-kelompok peronda seperti itu mendapat sorotan bulan lalu, setelah seorang peronda sukarelawan membuntuti remaja berkulit hitam di sebuah kota di Florida. Sukarelawan itu, George Zimmerman, menembak dan menewaskan remaja berusia 17 tahun, Trayvon Martin, dengan alasan membela diri.
Nolan mengatakan bahwa ia mengajarkan kepada para peronda sukarelawan itu, tidak perlu mengikuti seseorang yang dicurigai. Sebenarnya, katanya, dengan mengenali siapa tetangga kita, adalah cara terbaik memerangi kejahatan.
Baruti Jahi sepakat dengan pendapat Nolan.
"Kita boleh waspada, tetapi jangan main hakim sendiri. Kita ingin menjaga komunitas kita agar aman dengan tindakan yang berhati-hati,” ujar Jahi.
Dengan demikian, ia berharap dapat menciptakan lingkungan perumahan yang lebih aman bagi keluarganya.
Jahi menelpon polisi dan kedua pemuda itu ditangkap, setelah mencoba masuk ke rumah tetangganya. Ia mengatakan bahwa tingkah laku kedua pemuda itu menarik perhatiannya.
"Mereka celingukan, lalu melihat ke dalam mobil yang diparkir,” paparnya.
Samantha Nolan yang menolong orang mengenal tingkah-laku semacam itu, mengatakan, "Dengan melaporkan tingkah-laku seperti itu, berarti kita mencegah kejahatan.”
Nolan akan melatih warga setempat di mana Jahi tinggal untuk melakukan ronda di lingkungan perumahan mereka sendiri. Selama lebih dari satu dasawarsa, Nolan bekerja dengan polisi, melatih lebih dari seribu orang di ibukota Amerika itu.
"Kami punya istilah: ‘Kalau melihat sesuatu yang mencurigakan, laporkan’. Kita bisa menelpon 9-1-1, yaitu nomor telpon polisi untuk gawat-darurat di Amerika, dan katakan apa yang kita lihat,” ujarnya.
Nolan memutuskan untuk menggunakan strategi itu di sini, di lingkungan perumahannnya sendiri, setelah terjadi 18 kali perampokan dalam 45 hari. Kini, kalau seorang penghuni pergi ke luar kota, tetangganya mengawasi rumah mereka dan kalau melihat ada yang mencurigakan, mereka menelpon polisi.
Kelompok-kelompok peronda seperti itu mendapat sorotan bulan lalu, setelah seorang peronda sukarelawan membuntuti remaja berkulit hitam di sebuah kota di Florida. Sukarelawan itu, George Zimmerman, menembak dan menewaskan remaja berusia 17 tahun, Trayvon Martin, dengan alasan membela diri.
Nolan mengatakan bahwa ia mengajarkan kepada para peronda sukarelawan itu, tidak perlu mengikuti seseorang yang dicurigai. Sebenarnya, katanya, dengan mengenali siapa tetangga kita, adalah cara terbaik memerangi kejahatan.
Baruti Jahi sepakat dengan pendapat Nolan.
"Kita boleh waspada, tetapi jangan main hakim sendiri. Kita ingin menjaga komunitas kita agar aman dengan tindakan yang berhati-hati,” ujar Jahi.
Dengan demikian, ia berharap dapat menciptakan lingkungan perumahan yang lebih aman bagi keluarganya.