Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis mengatakan tidak ada perubahan dalam kebijakan Amerika melindungi Korea Selatan, sehubungan dengan ancaman misil dan nuklir dari Korea Utara.
Berbicara di hadapan tentara Amerika dan Korea Selatan hari Jumat (27/10) di desa gencatan senjata Panmunjom, Mattis mengatakan kedua negara berusaha sedapat mungkin untuk menyelesaikan krisis terkait program senjata nuklir Korea Utara tersebut secara diplomatis.
Mattis mengemukakan, para diplomat kedua negara harus didukung oleh tentara, pelaut, anggota Angkatan Udara dan Marinir yang kuat.
Mattis mengutip Menteri Luar Negeri Rex Tillerson yang mengatakan bahwa tujuan mereka bukanlah perang, seraya menambahkan bahwa tujuannya adalah mendesak Korea Utara agar menghapus program senjata nuklirnya sepenuhnya dan selama-lamanya. Program tersebut dipercepat sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat.
Mattis mengunjungi pos observasi militer Amerika-Korea Selatan untuk melihat Korea Utara, dan mendapat penjelasan singkat mengenai kondisi di perbatasan.
Ia juga mengunjungi Zona Demiliterisasi, sementara turis di sisi Korea Utara mengamati kunjungannya ke daerah yang terus dicekam ketegangan itu.
Dalam kunjungan dua hari ke Korea Selatan, Mattis bertemu Presiden Moon Jae-in pada hari Jumat dan dengan para pejabat tinggi pertahanan serta para komandan militer Amerika yang terlibat langsung dalam menghadapi tindakan Korea Utara.
Dalam pertemuan mereka, Moon memuji penggelaran aset-aset strategis Amerika di Semenanjung Korea secara agresif, karena ini efektif mencegah provokasi Korea Utara.
Hari Sabtu (28/10), Jenderal Joseph Dunford, Ketua Gabungan Kepala Staf Amerika, akan bergabung dengan Mattis dalam konsultasi tahunan dengan para pejabat pertahanan Korea Selatan. [uh/lt]