Menteri Pertahanan AS Mark Esper, Kamis (21/11) mengatakan ia tidak menyesal menunda latihan militer bersama AS-Korea Selatan, meskipun sikap tersebut ditolak Korea Utara yang menyebutnya tidak cukup untuk memulai kembali perundingan nuklir.
Prospek dimulainya kembali diplomasi nuklir kini tidak jelas, dengan Pyongyang meningkatkan tekanannya terhadap Washington untuk memberikan konsesi yang lebih besar. Hari Rabu, Wakil 1 Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui, mengulangi pernyataan bahwa Korea Utara tidak akan kembali ke meja perundingan kecuali apabila AS membatalkan kebijakan bermusuhan terhadap Korea Utara.
“Kami dapat membahas isu nuklir dengan AS hanya jika AS menarik semua kebijakannya yang bermusuhan terhadap Korea Utara,” kata Choe kepada wartawan dalam suatu lawatan ke Moskow, yang dikutip oleh media Korea Selatan.
AS dan Korea Selatan hari Minggu mengumumkan bahwa mereka menangguhkan tanpa batas latihan udara tahunansebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali perundingan nuklir, sementara Korea Utara menyebut kegiatan itu sebagai latihan untuk menginvasi. Sebagai tanggapan, pejabat senior Korea Utara Kim Yong Chol mengatakan AS harus membatalkan latihan militer sepenuhnya dan meninggalkan sikap bermusuhannya terhadap negaranya jika AS ingin melihat dimulainya kembali perundingan nuklir. [uh/ab]