Menteri Keuangan Amerika Timothy Geithner menyerukan penentuan kurs mata uang yang lebih luwes dalam pertemuan internasional di Nanjing, Tiongkok.
Geithner mengatakan kepada para pejabat pemerintah dan pimpinan bank sentral dari Kelompok 20 kekuatan ekonomi dunia--termasuk Indonesia--Kamis, bahwa kurs yang lebih luwes sangat penting bagi reformasi ekonomi global.
Ia mengatakan beberapa negara dengan ketat mengendalikan kurs mata uangnya, kebijakan yang meningkatkan resiko inflasi dan mendorong proteksionisme. Sekalipun Geithner tidak menyebut nama satu negarapun, Amerika sudah sering mengecam Tiongkok atas pengekangan dengan ketat kurs mata uangnya.
Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, yang negaranya saat ini mengetuai G-20, juga menyerukan kurs mata uang yang lebih fleksibel. Ia juga mendesak G-20 agar menetapkan batas waktu untuk mengikutkan yuan Tiongkok dalam kelompok mata uang yang digunakan untuk menentukan nilai aset cadangan Dana Moneter Internasional (IMF).
Tapi sementara itu, Tiongkok juga telah memberi indikasi bahwa kurs yuan tidak termasuk dalam agenda pembicaraan dalam pertemuan di Nanjing.