Menteri Keuangan AS Janet Yellen, pada Selasa (27/2), mengatakan dalam konferensi pers di Sao Paulo, Brazil, menjelang pertemuan dengan rekan-rekannya di G7 dan G20 bahwa “penting” bagi G7, kelompok tujuh negara industri terkemuka, untuk menyita aset Rusia yang dibekukan senilai US$285 miliar dan mengalihkan dananya ke Ukraina.
Tekanan semakin meningkat terhadap Amerika Serikat dan Eropa untuk menggunakan dana tersebut.
“Strategi Putin adalah berharap dia bisa menunggu Ukraina dan sekutu-sekutunya dan kita harus membuktikan bahwa dia salah. Pastikan kepada Kremlin bahwa kami akan bersama-sama mendukung Ukraina selama diperlukan. Koalisi kami yang mewakili lebih dari separuh perekonomian global mengambil tindakan untuk menyita $285 miliar aset negara Rusia dan bersama-sama menegaskan bahwa dana tersebut akan tetap dibekukan sampai Rusia membayar kerugian besar yang diakibatkannya,” kata Yellen.
Meskipun Yellen mengatakan bahwa tidak ada “strategi pilihan” untuk mengatasi masalah ini, ia menambahkan bahwa G7 merupakan separuh dari perekonomian global dan semua tindakan harus diambil bersama.
Dia mengatakan bahwa AS dan sekutu-sekutunya sedang mengevaluasi cara untuk memindahkan aset dan risiko yang terkait dengan penggunaannya. Para pemimpin G7 meminta solusi terkait masalah tersebut untuk dipresentasikan pada bulan Juni.
Yellen juga mengatakan bahwa tindakan bersama yang kuat dapat memberikan insentif kepada Moskow untuk merundingkan perdamaian dengan Ukraina, dan bahwa negara tersebut membutuhkan sekitar $486 miliar untuk pulih dari perang. AS dan sekutu-sekutunya membekukan ratusan miliar dolar aset Rusia di luar negeri sebagai pembalasan atas invasi Moskow ke Ukraina. [lt/jm]
Sebagian informasi dalam artikel ini diambil dari Reuters dan Agence France-Presse
Forum