Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan, pemerataan akses internet di 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau jaringan 4G diperkirakan bakal rampung pada akhir tahun 2022. Pemerataan akses internet awalnya direncanakan rampung pada tahun 2032.
“Proyek ini direncanakan dilaksanakan dalam dua tahun ke depan, atau pada akhir 2022 kita harapkan selesai. Itu lebih cepat 10 tahun dari rencana penyelesaian awal di tahun 2032 apabila dilakukan secara biasa-biasa saja,” kata Johhny dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/12).
Bukan hanya itu, kata Johnny, pembangunan 9.113 base transceiver system (BTS) di desa dan daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar ) juga akan dilakukan. Sementara itu, 3.345 BTS yang berada di daerah komersial atau non-3T menjadi wilayah kerja dan komitmen dari seluruh operator seluler yang ada di Indonesia.
“Selain pembangunan BTS, kami juga telah membangun layanan akses internet di 4.400 titik layanan fasilitas publik," katanya.
Menurutnya, 3.126 titik di antaranya merupakan lokasi fasilitas layanan kesehatan. Pemerintah melakukan percepatan untuk menyelesaikan penyediaan konektivitas untuk mendukung kegiatan fasilitas layanan kesehatan di tahun 2020, lebih cepat dari rencana penyelesaian awal pada 2027.
"Sehingga di akhir tahun ini seluruh rumah sakit dan puskesmas di Indonesia sejumlah 13.011 termasuk di daerah 3T memiliki akses internet,” ucapnya.
Untuk menjamin efektivitas dan keamanan infrastruktur ruang digital, pemerintah juga merencanakan pembangunan Pusat Data Nasional di dua lokasi di Indonesia.
“Dengan kapasitas total prosesor 43 ribu core dan penyimpanan sebesar 72 petabyte,” sebut Johnny.
Tahun 2021 juga akan ditandai dengan persiapan penyebaran jaringan 5G di Indonesia. Pada awalnya itu akan dilakukan di beberapa wilayah, seperti spot pariwisata utama, kawasan industri, atau kota-kota mandiri.
“Namun di saat yang sama, optimalisasi dan maksimalisasi deployment (penyebaran) 4G terus dilakukan untuk meningkatkan internet dan memperkecil disparitas digital antar wilayah di Indonesia,” ungkap Johnny.
Pakar telekomunikasi, Agus Simorangkir, mengatakan pemerataan akses internet di belasan ribu desa dalam kurun waktu dua tahun bukanlah pekerjaan mudah, apalagi untuk desa-desa terluar di Indonesia.
“Membangun sarana telekomunikasi untuk BTS membutuhkan pekerjaan yang lebih besar. Sebab, diperlukan sumber listrik untuk pemancar yang lebih luas terutama baterai dan solar cell,” kata Agus kepada VOA.
Lebih lanjut ia mengatakan, transportasi dan sarana kelistrikan akan menjadi persoalan utama dalam pemerataan akses internet dan pembangunan BTS di desa-desa.
“Pekerjaan 12 ribu desa adalah hal sulit tapi yang perlu diingat, ini dikerjakan selama dua tahun, jadi masih punya kemungkinan bisa selesai," kata Johnny.
"Target pemerintah menyediakan 100 persen sarana telekomunikasi dan internet ke seluruh desa itu sangat memungkinkan. Ketika semuanya dilakukan dengan baik dan benar, maka 2022 seluruh desa di Indonesia akan terjangkau sarana telekomunikasi,” jelasnya. [aa/ab]