Menteri Luar Negeri Amerika berada di China, persinggahan terakhir dalam perlawatannya di Asia, membicarakan Korea Utara dan program nuklir serta misilnya.
Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, di Beijing, Sabtu (18/3).
Tillerson mengatakan pada awal pertemuan itu “banyak kesempatan bagi kami untuk menjajaki bidang-bidang kepentingan bersama, tetapi juga untuk membicarakan bidang-bidang perbedaan pandangan antara kedua negara dan memperluas kerjasama.
Menteri Amerika itu berencana bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, hari Minggu (19/3).
Pembicaraan Tillerson dengan para pejabat China diperkirakan akan agak sulit. Sebelumnya pekan ini, Tillerson menyerukan kepada China agar meningkatkan usaha mendorong Korea Utara agar menghentikan program nuklirnya. Ia juga mendorong China agar melaksanakan sepenuhnya sanksi PBB yang dimaksudkan untuk menekan pemerintah Korea Utara.
Hari Jumat, Tillerson mengatakan kebijakan “kesabaran strategis” dengan Korea Utara telah berakhir, dan tindakan militer terhadap Pyongyang adalah pilihan yang dapat dipertimbangkan.”
Berbicara di Seoul, Tillerson mengatakan “Korea Utara harus memahami satu-satunya jalan untuk masa depan yang makmur dan aman adalah bagi Korea Utara meninggalkan pengembangan senjata nuklir, misil balistik dan senjata penghancur massal lain.
Dalam jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-se, Tillerson mengatakan seperangkat kemampuan menyeluruh sedang diciptakan untuk menghadapi negara yang terkucil itu.
Dalam persinggahan pertama lawatannya di Jepang, Tillerson mengatakan hari Kamis di Tokyo “sudah jelas bahwa pendekatan yang berbeda diperlukan” setelah 20 tahun usaha diplomatic yang gagal mencegah Korea Utara mempunyai senjata nuklir. Ia mengatakan sebagian alasan ia berada di kawasan itu adalah untuk tukar-menukar pandangan dengan Jepang, Korea Selatan, dan China mengenai cara-cara lain untuk melangkah ke depan. [gp]