Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membela 12 warga Hong Kong yang ditangkap China sewaktu berusaha melarikan diri dengan perahu ke Taiwan Agustus lalu. Ia mengatakan, seluruh warga Hong Kong itu tidak melakukan kejahatan apapun.
“Mereka hanya yakin berhak mendapat kebebasan dan memiliki hak untuk tidak diasingkan,” kata Pompeo dalam sebuah pidatonya yang disampaikan secara virtual, Rabu (14/10), pada Acara Penganugerahan Penghargaan Kebebasan John S. McCain. “Mereka tidak sendirian dalam keyakinan itu. Amerika mendukung mereka.”
Kedua belas orang itu ditahan di kota Shenzen sementara menunggu proses pengadilan. Dua di antara mereka dituduh mengorganisasikan aksi menerobos perbatasan secara ilegal, sementara lainnya dituduh memasuki perairan secara ilegal. Beberapa di antara mereka terkait dengan protes-protes antipemerintah dan sedang menghadapi dakwaan di Hong Kong sebelum ditahan China.
Mereka diyakini sedang menuju Taiwan ketika ditangkap, menyusul pemberlakuan UU keamanan nasional yang menyeluruh dan menarget kebebasan mengungkapkan pendapat di Hong Kong. Taiwan merupakan pilihan populer warga Hong Kong yang ingin meninggalkan kota semiotonom itu.
Keluarga kedua belas warga Hong Kong itu mengatakan, mereka ditahan tanpa diberi kebebasan untuk berkomunikasi atau akses ke pengacara yang ditunjuk keluarga.
Pernyataan Pompeo muncul setelah polisi Hong Kong pekan lalu menangkap sembilan orang lain karena diduga membantu kedua belas orang itu melarikan diri. Kesembilan orang itu diduga menyediakan transportasi dan akomodasi.
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam telah berulang kali menyatakan bahwa mereka harus diadili di China daratan karena mereka melanggar hukum di sana. Meski Hong Kong bagian dari China, kota itu memiliki sistem pengadilan dan imigrasi yang terpisah dari China daratan. [ab/uh]
