Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Jumat (27/9) mempertanyakan ketulusan China dalam mengupayakan perdamaian di Ukraina. Blinken secara langsung mempertanyakan kebijakan Beijing yang terus meningkatkan ekspor alat pendukung perang untuk mensuplai kebutuhan militer Rusia.
Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela Sidang Umum PBB, di tengah upaya kedua negara meredakan hubungan yang sempat memanas.
Sambil memuji kemajuan diplomasi, Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat tetap waspada terhadap ekspor China ke Rusia. Ia memperingatkan bahwa Washington dapat memberlakukan sanksi tambahan.
Blinken mengatakan bahwa China sedang mengobarkan "mesin perang" kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
"'Ketika Beijing mengklaim, di satu sisi, bahwa mereka menginginkan perdamaian dan ingin melihat akhir dari konflik, tetapi di sisi lain membiarkan perusahaan-perusahaannya justru mendukung Putin dalam melanjutkan agresi, hal itu tidak masuk akal," ujar Blinken.
"Tujuan kami bukanlah untuk memisahkan Rusia dari China. Hubungan mereka adalah urusan mereka," katanya.
"Namun, sejauh hubungan itu melibatkan penyediaan apa yang dibutuhkan Rusia untuk melanjutkan perang ini, itu menjadi masalah bagi kami, dan itu juga menjadi masalah bagi banyak negara lain, terutama di Eropa," tambah Blinken.
Blinken menyatakan bahwa China memasok 70 persen peralatan mesin dan 90 persen mikroelektronika yang diperlukan Rusia untuk produksi militer, termasuk roket dan kendaraan lapis baja.
Wang menyampaikan kepada Blinken selama pertemuan itu bahwa posisi Beijing dalam konflik Ukraina "terbuka dan jujur, selalu mengedepankan perdamaian dan dialog, serta berusaha mencapai solusi politik," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu (28/9).
"Amerika Serikat harus berhenti mencemarkan nama baik dan memberi sanksi kepada China, dan menahan diri untuk tidak menggunakan isu tersebut untuk menciptakan perpecahan dan memprovokasi konfrontasi blok," imbuh Wang.
China mengatakan mereka tidak secara langsung mengirimkan senjata ke Rusia, berbeda dengan Amerika Serikat, yang memasok senjata senilai miliaran dolar ke Ukraina sejak invasi Rusia meletus pada 2022.
Wang mengatakan dalam sesi Dewan Keamanan pada Selasa bahwa China "bukanlah pencipta krisis Ukraina, dan kami juga bukan pihak yang terlibat di dalamnya. China selama ini berpihak pada perdamaian." [ah/ft]
Forum