Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud membahas masalah-masalah keamanan yang ditimbulkan Iran dalam pertemuan mereka di Riyadh, Kamis (20/2).
Satu hari sebelum pertemuan itu, Pompeo mengatakan kepada Iran, ia siap berunding dengan Iran, namun tidak ingin tergesa bertemu dengan para pejabat Iran di meja perundingan.
Ketegangan AS-Iran meningkat setelah AS mundur dari kesepakatan nuklir dengan negara-negara besar dunia dan memberlakukan sejumlah sanksi terhadap negara itu.
AS mengirim pasukan tambahan ke Arab Saudi tahun lalu, menyusul terjadinya serangan terhadap fasilitas minyak Saudi yang diduga dilakukan Iran. Teheran sendiri membantah terlibat dalam serangan itu.
Selama kunjungan tiga harinya di Saudi, Pompeo mengatakan, ia juga berencana membahas isu-isu HAM dengan para pemimpin Saudi, khususnya mengenai nasib seorang dokter Amerika keturunan Saudi yang menghadapi dakwaan di sana.
Walid Fitaihi ditahan pada November 2017 setelah Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman melancarkan operasi anti-korupsi. Operasi itu mengakibatkan penahanan sejumlah menteri, pengeran senior dan pengusaha.
Sekitar 200 orang ditahan selama berpekan-pekan dan berbulan-bulan di sebuah hotel di Riyadh dan dipaksa menyerahkan aset mereka yang bernilai miliaran dolar ke pemerintah Saudi.
Fitaihi, yang ditahan dengan dakwaan yang tidak jelas, dibebaskan musim panas lalu. Namun, menurut dua anggota Kongres AS, ia dan tujuh kerabatnya, yang juga warga negara AS, dilarang meninggalkan Saudi sementara menunggu proses pengadilan terhadap Fitaihi.
Kedua anggota Komisi Hubungan Luar Negeri DPR AS, Eliot Engel dan Michael McCaul, Selasa lalu (18/2), mengajukan surat ke Pompeo yang memintanya untuk membahas kasus Fitaihi dengan para pemimpin Saudi. [ab/uh]