BAGHDAD —
Menteri Luar Negeri John Kerry menindak lanjuti diplomasi Presiden Obama dengan pembicaraan terpisah bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Kerry yakin para pemimpin regional terkesan dengan tekad Presiden Obama untuk sebuah penyelesaian dua negara.
“Saya kira kata-katanya, bahkan setelah ia pergi, bergema. Orang-orang berdebat dan membicarakannya dan itulah yang dikehendaki Presiden Obama,” kata Kerry tentang tekad Obama terhadap penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Dalam kunjungannya, Presiden Obama mengatakan kepada rakyat Israel bahwa satu-satunya cara mencapai keamanan yang sesungguhnya hanyalah dengan membalikkan arus isolasi dan mengalahkan aksi-aksi ekstremis.
Ia mengatakan kepada warga Palestina bahwa mereka berhak atas “penghentian pendudukan dan penghinaan setiap hari yang menyertainya” mereka juga berhak punya negara sendiri dimana mereka bisa bergerak dan bepergian secara bebas.
Berbicara kepada para wartawan di Bagdad, Menteri Luar Negeri Kerry mengakui sulitnya menyelesaikan sengketa yang telah berlangsung lama ini dan mengatakan “kesempatan telah dibuka untuk menemukan sebuah cara untuk berunding.
“Kita semua telah belajar selama beberapa tahun terakhir lewat banyak presiden dan menteri luar negeri. Tidak ada lagi masalah yang tidak bisa diselesaikan. Jadi menyampaikan rasa optimis sebelum mengadakan perundingan akan sangat bodoh. Saya hanya berharap bahwa kata-kata Presiden Obama akan membuka kemungkinan baru bagi rakyat Israel, bagi rakyat Palestina , dan bagi kawasan itu,” kata Kerry.
Kerry mengatakan ia dan para pejabat lainnya kini mempunyai tanggung jawab untuk mencari cara-cara untuk melangkah maju, dan menggambarkan perundingan sejauh ini sebagai “terbuka, tulus dan sebuah awal yang baik”,
Kerry yakin para pemimpin regional terkesan dengan tekad Presiden Obama untuk sebuah penyelesaian dua negara.
“Saya kira kata-katanya, bahkan setelah ia pergi, bergema. Orang-orang berdebat dan membicarakannya dan itulah yang dikehendaki Presiden Obama,” kata Kerry tentang tekad Obama terhadap penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Dalam kunjungannya, Presiden Obama mengatakan kepada rakyat Israel bahwa satu-satunya cara mencapai keamanan yang sesungguhnya hanyalah dengan membalikkan arus isolasi dan mengalahkan aksi-aksi ekstremis.
Ia mengatakan kepada warga Palestina bahwa mereka berhak atas “penghentian pendudukan dan penghinaan setiap hari yang menyertainya” mereka juga berhak punya negara sendiri dimana mereka bisa bergerak dan bepergian secara bebas.
Berbicara kepada para wartawan di Bagdad, Menteri Luar Negeri Kerry mengakui sulitnya menyelesaikan sengketa yang telah berlangsung lama ini dan mengatakan “kesempatan telah dibuka untuk menemukan sebuah cara untuk berunding.
“Kita semua telah belajar selama beberapa tahun terakhir lewat banyak presiden dan menteri luar negeri. Tidak ada lagi masalah yang tidak bisa diselesaikan. Jadi menyampaikan rasa optimis sebelum mengadakan perundingan akan sangat bodoh. Saya hanya berharap bahwa kata-kata Presiden Obama akan membuka kemungkinan baru bagi rakyat Israel, bagi rakyat Palestina , dan bagi kawasan itu,” kata Kerry.
Kerry mengatakan ia dan para pejabat lainnya kini mempunyai tanggung jawab untuk mencari cara-cara untuk melangkah maju, dan menggambarkan perundingan sejauh ini sebagai “terbuka, tulus dan sebuah awal yang baik”,