Lawatan Menteri Luar Negeri Italia ini merupakan kunjungan pertama seorang pejabat senior Barat ke Libya sejak tahun 2014.
Di tengah-tengah pengamanan yang ketat, Menlu Italia Paolo Gentiloni disambut di bandara Matiga di ibukota Libya oleh Ahmed Maiteeq, deputi perdana menteri pemerintah persatuan yang ingin mengukuhkan otoritasnya.
Fayez al-Sarraj, kepala pemerintahan baru yang diharapkan negara-negara Barat dapat mempersatukan Libya yang dilanda konflik, dijadwalkan bertemu Gentiloni di sebuah pangkalan angkatan laut yang dijaga ketat. Italia adalah bekas penguasa kolonial Libya. Para pengamat menyatakan misi ini akan dipandang sebagai dukungan bagi pemerintah persatuan serta an upaya-upayanya untuk mengakhiri kebuntuan politik dan konflik selama bertahun-tahun.
Gentiloni menulis di akun Twitternya bahwa ia gembira berada di Tripoli untuk menyampaikan bantuan darurat Italia dan untuk mendukung Pemerintah Persatuan Nasional pimpinan al-Sarraj.
Italia, Perancis dan negara-negara Barat lainnya semakin khawatir mengenai pasukan ISIS yang kuat di Libya yang sekarang ini menguasai kota Sirte serta telah melancarkan serangan di berbagai penjuru Libya. Negara-negara itu telah menawarkan untuk melatih pasukan keamanan di negara kaya minyak itu untuk memerangi ancaman ISIS yang kian berkembang. [uh/lt]