Dalam jumpa pers secara virtual dari kantornya di Jakarta, Kamis (23/4), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa dalam pertemuan antara para menteri luar negeri ASEAN dengan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, Kamis (23/4), Indonesia menekankan pentingnya kemitraan strategis ASEAN-Amerika, terutama di masa pandemi virus corona Covid-19.
Retno mengajak ASEAN-Amerika untuk mengesampingkan perbedaan dan fokus pada upaya menangani pandemi dan dampak sosial ekonomi dari Covid-19. Untuk kerjasama jangka pendek, Indonesia mengusulkan kerjasama memenuhi kekurangan alat-alat medis dan obat-obatan.
"Hal lain untuk kerjasama yang sifatnya jangka pendek adalah kembali menekankan pentingnya kita bekerjasama di dalam pengembangan vaksin. Apabila vaksin sudah ada,maka Indonesia secara konsisten menekan pentingnya aksesibilitas vaksin bagi negara berkembang dan negara belum maju dengan harga yang terjangkau," kata Retno.
Indonesia Tekankan Kerjasama Untuk Tingkatkan Sistem Kesehatan
Untuk jangka panjang, Indonesia menekankan kerjasama ke depan harus difokuskan untuk memperkuat ketahanan sistem kesehatan. Indonesia juga menekankan pentingnya kepemimpinan global yang tangguh, kolektif, dan terkoordinasi. Karena hanya dengan kepemimpinan semacam itu maka pandemi Covid-19 dan dampak sosial ekonominya bisa diatasi dengan lebih baik.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Retno, Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo kembali menekankan komitmen Amerika untuk bekerjasama dengan ASEAN menangani Covid-19 dan pemulihan ekonomi pasca pandemi itu.
AS Berikan US$ 3 Juta Untuk Indonesia Tangani Covid-19
Komitmen ini diwujudkan antara dalam bentuk keberadaan para ahli Amerika di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Amerika juga telah memberikan bantuan sebesar US$ 35,3 juta buat menangani wabah Covid-19 di kawasan Asia Tenggara, termasuk lebih dari US$ 3 juta bagi Indonesia yang disalurkan antara lain melalui WHO, USAID, dan John Hopkins University.
Bentuk kerjasama dengan Indonesia itu antara lain dukungan untuk laboratorium, komunikasi, pemantauan, penyediaan alat-alat kesehatan seperti baju hazmat atau alat pelindung diri (APD).
Para menteri kesehatan ASEAN dengan menteri kesehatan Amerika dijadwalkan melakukan pertemuan melalui konferensi video pada 30 April.
Sekjen ASEAN Bentuk Pusat Jaringan Penanganan Kondisi Darurat
Pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo tersebut digelar Kamis pagi (23/4). Pertemuan ini diawali dengan sambutan dari Sekretaris Jenderal ASEAN yang menyampaikan informasi mengenai data jumlah orang yang terinfeksi Covid-19. Hingga kemarin, terdapat 33.295 orang terjangkit Covid-19 di ASEAN, termasuk 1.240 orang meninggal.
Sekjen ASEAN, lanjut Retno, menyampaikan badan itu sejak awal telah merespon wabah Covid-19 melalui kerjasama bilateral dan kawasan. ASEAN Health Center telah menangani wabah ini sedari awal Januari, termasuk melalui mobilisasi ASEAN Emergency Operation Center Network.
Dia menambahkan untuk menangani pandemi Covid-19, ASEAN juga telah melakukan pertemuan dengan China, Uni Eropa, dan Amerika Serikat melalui Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN Plus Three.
Sekjen ASEAN, menurut Retno, juga mengapresiasi sumbangan Amerika senilai US$ 35,3 juta untuk membantu penanganan Covid-19 di kawasan ASia Tenggara. Juga diharapkan kerjasama ASEAN dan Amerika dalam hal perubahan kebijakan, saling berbagi informasi, bantuan teknis untuk mendeteksi, tes, pengembangan metodologi untuk mencegah penyebaran Civid-19, dan riset untuk menghasilkan vaksin dan obat-obatan.
ASEAN juga mengharapkan pelatihan untuk tenaga kesehatan dan magang bagi para peneliti ASEAN di Amerika.
Pengamat : Kerjasama ASEAN-AS Harus Dilandasi Rasa Saling Percaya
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Bandung Teuku Rezasyah menilai hubungan ASEAN dan Amerika Serikat baik sangat baik. Kerjasama ini tambahnya sangat penting. Di berbagai kesempatan, ketua ASEAN selalu menyatakan pentingnya kerjasama global untuk mengatasi Covid-19 ini.
Meski demikian menurut Rezasyah, jangan sampai kerjasama ini masuk dalam kerangka persaingan Amerika Serikat dan China.
“Jangan sampai statement-statement bersama ASEAN dan Amerika tersebut kesannya itu menyudutkan China dan WHO. Jadi untuk itu saya menyambut baik kerjasama tersebut tetapi kerjasama tersebut dibuat dalam platform yang netral, misal kerjasama research development kemudian kerjasama sharing information, karena bagaimanapun juga covid ini sudah menyita perhatian seluruh dunia dan semua negara merasa bertanggung jawab”kata Rezasyah.
Rezasyah berharap kerjasama ASEAN-Amerika Serikat dilandasi oleh sikap percaya. [fw/em]