Tautan-tautan Akses

Menlu RI: Indonesia, ASEAN Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Baru AS


Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi (Foto Courtesy : Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi (Foto Courtesy : Kemlu RI)

Indonesia dan ASEAN siap bekerja sama dengan pemerintahan baru Amerika Serikat yang akan dipimpin oleh Presiden Biden dan wakilnya, Kamala Harris. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia menyambut terpilihnya Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pemilihan umum yang berlangsung 3 November lalu.

Hal itu disampaikan Retno dalam jumpa pers usai pertemuan para menteri luar negeri ASEAN, Selasa (10/11).

Retno menyatakan, Indonesia dan ASEAN siap bekerja sama dengan pemerintahan baru Amerika Serikat yang akan dipimpin oleh Presiden Biden dan wakilnya, Kamala Harris. Pasangan ini akan dilantik pada 20 Januari 2021.

"Indonesia dan ASEAN tentunya akan siap bekerja sama untuk memperkuat kemitraan dengan Amerika di masa mendatang. Kemitraan yang didasari tentunya oleh prinsip kesetaraan, saling menghargai, dan saling menguntungkan.

Retno menegaskan kemitraan dengan Amerika yang diinginkan oleh Indonesia adalah kemitraan yang memegang teguh prinsip dan nilai-nilai multilateralisme, penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah, dan penghormatan atas hukum internasional.

Indonesia juga mengharapkan Amerika dapat menjadi kekuatan positif bagi terwujudnya perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan Asia tenggara, serta menjadi mitra ASEAN dalam mengimplementasikan "ASEAN Outlook on the Indo Pacific".

Menlu RI: Indonesia dan ASEAN Siap Bekerjasama Dengan Pemerintahan Baru AS
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:29 0:00

Pada pertemuan para menteri luar negeri ASEAN tersebut, Retno menyampaikan pula harapan Indonesia supaya Laut China Selatan tetap dalam keadaan damai dan stabil. Dia menekankan situasi itu bisa terwujud kalau semua negara menghormati hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut atau UNCLOS 1982.

Indonesia akan terus memantau pembahasan rancangan undang-undang mengenai patroli laut yang sedang dibahas di China.

"Tentu Indonesia menghormati hak setiap negara untuk membuat undang-undang nasionalnya, namun Indonesia juga berharap undang-undang tersebut tidak berdampak negatif bagi terwujudnya perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut China Selatan," ujar Retno.

Indonesia akan terus berkomunikasi dengan China mengenai hal tersebut.

Pengamat Hubungan Internasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nanto Sriyanto mengatakan Amerika di bawah kepimpinan Joe Biden diharapkan bisa mendorong "ASEAN Indo Pacific Outlook", karena hal itu sangat penting.

“Karena 'ASEAN Indo Pacific Outlook' itu adalah suara indo pasifik yang mewakili kekuatan setempat. Indo Pasific yang mewakili infrastruktur, kekuatan ekonomi dan lain-lain,” katanya.

Nanto juga berharap kerjasama Indonesia dan Amerika bisa diperkuat. Kedua negara telah menunjukkan bahwa demokrasi dapat menjadi instrumen untuk menghubungkan dan memberi ruang dialog bagi berbagai kepentingan masyarakat yang berbeda-beda. [fw/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG