Dalam wawancara televisi Rusia yang ditayangkan hari Minggu (28/9) Sergei Lavrov menyalahkan Amerika atas ketegangan hubungan antara kedua negara.
Lavriv mengatakan Rusia ingin menormalkan hubungan dengan Amerika tapi ia mengatakan “bukan Rusia yang merusaknya”.
Amerika dan Uni Eropa menuduh Rusia mendukung pemberontak pro Rusia di Ukraina timur dan telah memberlakukan sanksi-sanksi keuangan yang berulangkali diperketat sejak Rusia menganeksasi semenanjung Krimea.
Hari Sabtu (27/9) Lavrov dalam pidato di Sidang Umum PBB mengatakan “Amerika secara terbuka telah menyatakan haknya secara sepihak untuk menggunakan kekuatan” dan menurut kata-katanya “ berusaha untuk menentukan bagi setiap orang apa yang baik dan buruk”
Lavrov mengutip pengeboman NATO terhadap sasaran-sasaran Serbia tahun 1999 di Kosovo, invasi Irak tahun 2003 dan intervensi NATO di Libya tahun 2011 sebagai contoh-contoh “kebijakan Barat yang Arogan”.
Ia juga menggambarkan aneksasi Rusia di Semenanjung Krimea Ukraina bulan April sebagai sebuah pilihan yang dibuat oleh penduduk yang berbahasa Rusia di Sana.
Sebelum pidato Lavrov Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier menyebut aneksasi itu sebuah kejahatan, karakterisasi yang juga dikatakan oleh Amerika dan ke 28 negara Uni Eropa.