Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud hari Selasa (22/6) mengatakan Iran harus “bertanggung jawab atas kegiatannya” dan memegang komitmennya pada Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg di Wina.
Faisal mengatakan ia khawatir dengan laporan IAEA mengatakan, “Masalah-masalah yang tidak diselesaikan dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dijawab Iran.”
Perjanjian saat ini antara Iran dan IAEA akan berakhir pada 24 Juni mendatang.
Perjanjian sementara baru di mana IAEA diijinkan mengakses lokasi nuklir Iran, hingga kini belum diumumkan.
Ditanya apakah hubungan antara Iran dan Arab Saudi dapat pulih di bawah kepemimpinan presiden baru Iran, Faisal menjawab, “Dalam hal apapun kebijakan luar negeri Iran berada di tangan pemimpin tertinggi negara itu.” Tetapi ia menambahkan Arab Saudi mendasari interaksinya pada realitas di lapangan “terlepas dari siapa pemimpinnya.”
Arab Saudi baru-baru ini memulai perundingan rahasia dengan Iran di Baghdad terkait beberapa isu yang menjadi perselisihan kedua negara.
Presiden baru Iran, Ebrahim Raisi, mengatakan Iran “tidak memiliki masalah” dengan kemungkinan pembukaan kembali Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dan “tidak ada halangan untuk memulihkan hubungan kedua negara.”
Kantor kedutaan besar Arab Saudi di Iran ditutup pada tahun 2016 seiring memburuknya hubungan Arab Saudi dan Iran. [em/jm]