Diplomat tertinggi Arab Saudi diperkirakan akan tiba di ibu kota Suriah, Selasa (18/4), kunjungan resmi pertama oleh seorang pejabat dari negara kerajaan itu dalam lebih dari satu dekade, kata pemerintah Suriah.
Kunjungan Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud ke Damaskus berlangsung menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mikdad, ke Riyadh pekan lalu.
Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Damaskus pada 2012, setelah pecahnya perang saudara di Suriah. Suriah dan Arab Saudi mengatakan pekan lalu bahwa mereka bergerak menuju pemulihan layanan konsuler dan penerbangan antara kedua negara.
Suriah secara luas dijauhi oleh pemerintah negara-negara Arab karena tindakan brutal Presiden Suriah Bashar Assad terhadap para pengunjuk rasa dalam pemberontakan 2011 yang berubah menjadi perang saudara. Kerusakan hubungan memuncak dengan Suriah dikeluarkan dari Liga Arab.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, setelah Assad mengonsolidasikan kendali atas sebagian besar wilayah negara itu, negara-negara tetangga Suriah mulai mengambil langkah menuju pemulihan hubungan. Perubahan itu terjadi semakin cepat sejak gempa hebat 6 Februari di Turki dan Suriah, dan pemulihan kembali hubungan yang ditengahi China antara Arab Saudi dan Iran, yang telah mendukung pihak-pihak yang berseberangan dalam konflik Suriah.
Arab Saudi menjadi tuan rumah KTT Liga Arab berikutnya pada bulan Mei, ketika keanggotaan Suriah secara luas diperkirakan akan dibahas. Beberapa anggota, terutama Qatar, menentang kembalinya Damaskus ke organisasi tersebut.
Pada hari Jumat, sekelompok pemimpin regional dari negara-negara Teluk Arab serta Mesir, Yordania dan Irak berkumpul di Arab Saudi untuk membahas nasib politik Suriah.
Setelah pertemuan tersebut, kelompok tersebut berjanji untuk melanjutkan pembicaraan untuk mencapai solusi politik untuk konflik Suriah, tetapi tidak untuk mendukung kembalinya Suriah ke Liga Arab. [ab/uh]
Forum