Selama hampir 30 tahun kelompok sirkus Kanada Cirque du Soleil telah menghibur penonton di seluruh dunia dengan campuran acrobat, badut, musik, dan tari. Kini kelompok sirkus yang berbasis di Montreal itu memiliki 20 pertunjukkan berbeda. Beberapa diantaranya memiliki kantor tetap di Las Vegas, Orlando dan Los Angeles. Lainnya melakukan tur.
“Totem,” salah satu produksi Cirque du Soleil saat ini sedang digelar di luar kota Washington DC.
Beberapa jam menjelang pertunjukkan berikutnya, sejumlah pelakon sedang berlatih “Totem” yang digagas dari kisah-kisah evolusi dan penciptaan.
Di puncak tenda besar Shandien Larance yang berusia 20 tahun sedang menari. Ia menuturkan, “Saya adalah Hopi Tewa Assiniboine dan Navajo. Saya datang dari Arizona dan New Mexico. Saya telah menari sekitar 10 tahun.”
Shandien Larance menggunakan hop atau gelang untuk mengubah dirinya menjadi hewan-hewan berbeda.
“Tarian troop ini asalnya adalah tarian penyembuhan. Tarian ini berasal dari Taos, New Mexico, dan melambangkan alam, manusia, dan siklus kehidupan,” tuturnya lagi.
Abang Larance, Nakota, adalah penari hulahop “Totem” sesungguhnya. Pencipta tarian ini memilihnya karena tariannya sangat sesuai dengan tema evolusi, ujar humas Cirque du Solei, Francis Jalbert.
“Pertunjukkan ini digagas oleh banyak peradaban kuno dan pandangan mereka tentang bagaimana kita bisa berada di bumi. Mereka menunjukkan dengan hulahop bagaimana awal kehidupan elang, yang mewakili keinginan kita untuk mendorong kemajuan dan terbang tinggi,” paparnya.
Ada warga Amerika asli lainnya dalam “Totem” dan banyak kegiatan melayang sesuai karakteristik Cirque du Soleil. Olli Torkkel adalah seorang pesenam di negara asalnya Finlandia sebelum bergabung dalam pertunjukkan ini sebagai pemain akrobat.
“Saya melihat Cirque du Soleil di televisi di Finlandia ketika saya masih kanak-kanak dan saya benar-benar sangat tertarik melihat penampilan mereka,” ujarnya. ”Telah sejak lama saya memutuskan ingin berusaha mendaftar dan menjadi bagian dari pertunjukkan ini,” tambahnya.
Dalam pertunjukkan “Totem” ada 52 pelakon dari seluruh pelosok dunia. Tetapi, dibutuhkan lebih banyak lagi untuk membuat pertunjukkan ini terus berlangsung, termasuk tiga orang yang merawat kostum.
“Coba bayangkan, dengan begitu banyak gerak akrobatik yang dipertunjukkan di panggung, juga banyak kostum,” ujar Francis.
Ketika pertunjukkan berlangsung, kostum-kostum dikemas dengan peti lipat, bahkan semua yang ada di bawah tenda, juga tenda itu sendiri, dikemas dan dimasukkan ke dalam 64 truk dan dipindahkan ke tempat pertunjukan berikutnya, sehingga para pelakon kembali bisa melakukan pertunjukkan di lokasi berikutnya.
“Totem,” salah satu produksi Cirque du Soleil saat ini sedang digelar di luar kota Washington DC.
Beberapa jam menjelang pertunjukkan berikutnya, sejumlah pelakon sedang berlatih “Totem” yang digagas dari kisah-kisah evolusi dan penciptaan.
Di puncak tenda besar Shandien Larance yang berusia 20 tahun sedang menari. Ia menuturkan, “Saya adalah Hopi Tewa Assiniboine dan Navajo. Saya datang dari Arizona dan New Mexico. Saya telah menari sekitar 10 tahun.”
Shandien Larance menggunakan hop atau gelang untuk mengubah dirinya menjadi hewan-hewan berbeda.
“Tarian troop ini asalnya adalah tarian penyembuhan. Tarian ini berasal dari Taos, New Mexico, dan melambangkan alam, manusia, dan siklus kehidupan,” tuturnya lagi.
Abang Larance, Nakota, adalah penari hulahop “Totem” sesungguhnya. Pencipta tarian ini memilihnya karena tariannya sangat sesuai dengan tema evolusi, ujar humas Cirque du Solei, Francis Jalbert.
“Pertunjukkan ini digagas oleh banyak peradaban kuno dan pandangan mereka tentang bagaimana kita bisa berada di bumi. Mereka menunjukkan dengan hulahop bagaimana awal kehidupan elang, yang mewakili keinginan kita untuk mendorong kemajuan dan terbang tinggi,” paparnya.
Ada warga Amerika asli lainnya dalam “Totem” dan banyak kegiatan melayang sesuai karakteristik Cirque du Soleil. Olli Torkkel adalah seorang pesenam di negara asalnya Finlandia sebelum bergabung dalam pertunjukkan ini sebagai pemain akrobat.
“Saya melihat Cirque du Soleil di televisi di Finlandia ketika saya masih kanak-kanak dan saya benar-benar sangat tertarik melihat penampilan mereka,” ujarnya. ”Telah sejak lama saya memutuskan ingin berusaha mendaftar dan menjadi bagian dari pertunjukkan ini,” tambahnya.
Dalam pertunjukkan “Totem” ada 52 pelakon dari seluruh pelosok dunia. Tetapi, dibutuhkan lebih banyak lagi untuk membuat pertunjukkan ini terus berlangsung, termasuk tiga orang yang merawat kostum.
“Coba bayangkan, dengan begitu banyak gerak akrobatik yang dipertunjukkan di panggung, juga banyak kostum,” ujar Francis.
Ketika pertunjukkan berlangsung, kostum-kostum dikemas dengan peti lipat, bahkan semua yang ada di bawah tenda, juga tenda itu sendiri, dikemas dan dimasukkan ke dalam 64 truk dan dipindahkan ke tempat pertunjukan berikutnya, sehingga para pelakon kembali bisa melakukan pertunjukkan di lokasi berikutnya.