Motor listrik yang diberi nama GESITS atau singkatan dari Garansindo Electric Skooter ITS, karya mahasiswa dan dosen ITS Surabaya, dipastikan akan memasuki industri manufaktur otomotif untuk diproduksi secara massal.
Kepala Laboratorium Mobil LIstrik Nasional ITS, Nur Yuniarto mengatakan, produksi motor listrik ini merupakan kebanggaan nasional, karena hampir seluruh komponen dan kerangka tubuh motor merupakan buatan sendiri.
“Yang patut dibanggakan ini inovasi anak-anak dari ITS, itu satu, jadi ya kalau ITS mewakili bangsa Indonesia ini artinya inovasi dari bangsa Indonesia. Kemudian satu-satunya yang masih kita harus import adalah bateray, sementara yang lain alhamdulillah sudah bisa diresearch dan bisa dibuat prototypenya oleh anak-anak ITS,” kata Nur Yuniarto.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), Muhammad Nasir mengapresiasi keberhasilan ITS dalam bekerjasama dengan perusahaan manufaktur otomotif Garansindo membuat motor listrik nasional pertama yang siap diproduksi. Nasir menjanjikan akan mendukung penuh regulasi, termasuk memberlakukan pengurangan pajak.
“Kami akan sampaikan kepada regulatornya, dalam hal ini adalah melalui Kementerian Perindustrian, nanti dengan Menteri Keuangan hal ini sudah saya sampaikan. Jadi masalah pajak nanti ada pengurangan pajak untuk motor listrik. Begitu nanti ini bisa keluar pada industri, nanti kami akan perjuangkan kesana. Kalau ini bisa dipasarkan pertama kali di Indonesia, ini adalah produk pertama kali di dunia yang diproduksi oleh Indonesia,” kata Muhammad Nasir.
CEO Garansindo, Mohammad Al Abdullah memastikan hasil karya mahasiswa dan dosen ITS telah lulus uji dan terbukti paling canggih dikelasnya, sehingga bisa disejajarkan dengan produk motor listrik yang lain dari luar negeri.
“Kemampuannya yang dibuat oleh ITS ini, boleh dibilang kalau bapak ibu bandingkan skuter elektrik yang ada di dunia, dia cukup paling inovatif, paling canggih, bisa diklaim seperti itu. Dengan beltny, motornya diatas bukan hap, ada yang lama kan kalau yang buatan China kan ada yang motornya dibawah tuh, yang diroda, dia sudah enggak, udah pakai belt,” jelas Mohammad Al-Abdullah.
Al-Abdullah menjamin adanya penyediaan tempat-tempat pengisian batere yang menjangkau semua daerah, bila motor listrik ini jadi diproduksi pada 2017. Diharapkan dengan diproduksinya motor listrik nasional ini, Indonesia memasukiera kendaraan murah yang bebas emisi.
“Sudah saatnya ya di dunia sudah melihat bahwa ini sudah terbukti, bahwa memang motor listrik ini sudah tidak bisa dihindari. Kita malah, kalau kita tidak jalan kita terlambat nanti, dan tidak ada alasan untuk bilang tidak. Harganya sekitar 15 juta rupiah target kita. Kemudian jarak tempuhnya cukup 80 sampai 100 kilometer. Kehabisan bateray kayak ganti LPG, cari aja warung, cari aja rumah-rumah siapa yang jualan, cari SPBU, tiga menit selesai ganti,” lanjutnya.
Rektor ITS Surabaya, Prof Joni Hermana berharap, GESITS sebagai motor listrik nasional pertama di Indonesia teruis mengalami perbaikan sehingga mampu bersaing di pasar dunia.
“Ya mudah-mudahan kita bisa menyaingi bangsa lain, karena kita kan pengguna motor yang paling besar ya,” kata Prof. Joni Hermana. [pr/ab]