Ratusan orang berjejal mengantre di pasar murah bawang putih dan cabai di pasar tradisional di Solo, Kamis (13/2). Mereka membeli bawang putih dan cabai dengan harga hampir separuh dari harga pasar. Salah seorang pembeli, Lina Agustin, mengatakan pasar murah bawang putih impor dan cabai ini cukup membantu usaha kulinernya yang bergantung pada dua komoditas pertanian itu, yang saat ini masih mahal.
"Saya beli tiga kilogram bawang putih dan dua kilo cabai di pasar murah ini. Lumayan loh harganya lebih murah. Ini dapat bawang putih satu kilogram harganya 30 ribu rupiah kalau di pasaran saat ini kan masih 60-70 ribu. Cabai merah ini juga dapat 35 ribu rupiah per kilogram, kalau di pasaran sekarang harganya 50 ribu rupiah. Bagi kami, untuk usaha kuliner ya lumayanlah dampaknya karena ini kan kebutuhan, mau menaikkan harga makanan atau mengurangi porsi nggak berani, takut konsumen atau pelanggan lari," jelasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, mengungkapkan selama ini wabah virus korona berdampak pada pasokan bawang putih impor tersebut.
"Bawang putih impor dari China ini memang harga semakin tinggi. Kita sudah memprediksi lonjakan harga itu saat wabah virus korona merebak. Kita merespons dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat agar tidak menghentikan impor bawang ini. Kita juga melakukan langkah sosialisasi ke masyarakat agar mencari bawang alternatif, lokal, yang mirip dengan produk impor itu," kata Heru.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan masyarakat tak perlu panik terkait ketersediaan bawang putih impor. Saat meresmikan pasar murah bawang putih dan cabai di pasar tradisional di Solo, Kamis (13/2), Syahrul Limpo mengatakan pemerintah memiliki sejumlah skenario mengantisipasi stok bawang putih.
"Kalau harga dari 30 ribu rupiah tiba tiba naik jadi 70 ribu lebih ya itu tidak boleh terjadi. Itu hanya karena adanya pemberitaan wabah virus korona, besok tidak ada lagi bawang putih karena stop impor. Kami sudah hitung bawang putih masih ada stok 84 ribu hingga 120 ribu ton, cukup itu. Kenapa terlalu panik, ya karena distributor menjual stok bawang putih sedikit sedikit jadi harga di pasar naik drastis. Besok harganya terus naik semakin mahal. Panen bawang kita nanti akhir bulan ini sampai Maret, ada 50 ribu ton, kalau begitu sampai 2-3 bulan tidak ada masalah. Mudah-mudahan wabah virus korona mereda. Kalaupun tidak reda, kita punya alternatif impor bawang putih selain China tempat virus itu mulai mewabah. Kita bisa ke India atau Amerika. Kalau saya seperti itu sih," imbuhnya.
Sementara itu, Satgas Pemberantasan Mafia Pangan di Solo masih menelusuri penyebab meroketnya harga bawang putih impor dari China. Juru bicara satgas tersebut, AKBP Iwan Saktiadi yang juga menjabat Wakapolresta Solo, mengatakan tim di lapangan masih mencari fakta fenomena tersebut. Menurut Iwan, polisi akan berkoordinasi dengan pemkot Solo mengawasi pasokan dan distribusi komoditas bahan pangan impor ini.
"Kenaikan harga yang cukup signifikan ini disebabkan oleh apa? Distribusi yang terhambat atau stok di produsen yang tidak ada. Nanti kita dapatkan dulu data dan fakta dari tim lapangan dan dinas terkait di pemkot Solo. Setelah itu baru kita tentukan cara bagaimana kalau lonjakan harga ini di luar batas kewajaran. Artinya kita membantu masyarakat bisa memperoleh komoditi bahan pangan yang mereka butuhkan dengan harga sesuai kewajaran. Informasi yang kita terima saat ini lonjakan harga bahan pangan ada di bawang putih dan cabai," jelasnya.
Harga bawang putih impor dari China di Solo meroket, naik dua kali lipat. Kenaikan drastis ini lantaran impor bawang putih dari China dihentikan sementara pekan lalu, menyusul meluasnya wabah virus korona di negeri tirai bambu tersebut. Namun, pekan ini pemerintah kembali membuka keran impor 103 ribu ton bawang putih dari China dan menghentikan sementara impor binatang hidup dari negara tersebut. [ys/uh]